Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PARA ilmuwan Rusia telah menerbitkan laporan pertama tentang vaksin virus korona (covid-19). Mereka mengatakan bahwa tes awal menunjukkan tanda-tanda respons kekebalan.
Laporan yang diterbitkan jurnal medis The Lancet mengatakan setiap peserta mengembangkan antibodi untuk melawan virus dan tidak memiliki efek samping yang serius.
Rusia melisensikan vaksin untuk penggunaan lokal pada Agustus 2020, negara pertama yang melakukannya dan sebelum data dipublikasikan.
Para ahli mengatakan bahwa uji coba itu terlalu kecil untuk membuktikan keefektifan dan keamanan.
Namun, Moskow memuji hasil tersebut sebagai jawaban atas kritik.
Beberapa ahli Barat telah menyuarakan keprihatinan tentang kecepatan kerja Rusia yang menunjukkan para peneliti mungkin mengambil jalan pintas.
Bulan lalu, Presiden Vladimir Putin me- ngatakan vaksin tersebut telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan dan salah satu putrinya telah diberikan atau divaksinasi.
Dua uji coba vaksin, bernama Sputnik-V, dilakukan antara Juni dan Juli, kata surat kabar The Lancet. Masing-masing melibatkan 38 sukarelawan sehat yang diberi dosis vaksin dan vaksin penguat tiga minggu kemudian.
Para peserta yang berusia antara 18 dan 60 tahun dipantau selama 42 hari dan semuanya mengembangkan antibodi dalam tiga minggu. Efek samping yang paling umum ialah sakit kepala dan nyeri sendi.
Uji coba itu open label dan tidak diacak. Artinya, tidak ada plasebo dan sukarelawan sadar mereka menerima vaksin.
“Uji coba jangka panjang yang besar termasuk perbandingan plasebo dan pemantauan lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan keamanan jangka panjang dan efektivitas vaksin untuk mencegah infeksi covid-19,” kata laporan itu.
Uji coba fase ketiga akan melibatkan 40 ribu sukarelawan dari kelompok usia dan risiko yang berbeda.
Kirill Dmitriev, kepala dana investasi Rusia di balik vaksin itu, mengatakan selama konferensi pers bahwa laporan itu ialah ’tanggapan yang kuat terhadap para skeptis yang secara tidak masuk akal mengkritik vaksin Rusia’.
Dia mengatakan bahwa 3.000 orang telah direkrut untuk uji coba fase berikutnya.
Vaksin Indonesia
Tak mau ketinggalan dengan negara-negara lain, korporat pelat merah, institusi riset kenamaan lokal, hingga raksasa farmasi swasta Tanah Air ikut mengembangkan vaksin covid-19 dengan menggandeng pengembang lokal ataupun internasional.
Sebut saja Bio Farma dan perusahaan farmasi Tiongkok Sinovac dengan Coronavac-nya. Kemudian, ada konsorsium vaksin covid-19 nasional yang dipimpin LBM Eijkman dengan vaksin Merah Putihnya. Ada juga Kalbe Farma yang tergabung dengan konsorsium Genexine dengan
kandidat vaksin miliknya yang diberi nama GX-19.
Coronavac sedang menjalani fase uji klinis tahap III di Indonesia dengan melibatkan 1.600 sukarelawan. Sementara itu, vaksin Merah Putih masih dalam tahap pengembangan dan akan diuji ke hewan model akhir tahun ini.
Bio Farma menargetkan bisa memproduksi vaksin skala masal pada 2021 dan vaksin Merah Putih diharapkan rampung pada 2022. (BBC/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved