Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan akan terjadi 500 ribu kehamilan baby booming, atau meledaknya angka kelahiran di Indonesia akibat pandemi covid-19.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina menjelaskan perkiraan terjadinya ledakan angka kelahiran disebabkan penduduk mengalami keterbatasan saat mengakses layanan kontrasepsi di masa pandemi.
“Sejumlah layanan KB yang dilakukan penyuluh sempat terhenti pada masa pembatasan sosial berskala besar. Selain itu, pengiriman alat kontrasepsi ke daerah juga terkendala PSBB yang mengakibatkan penutupan transportasi penerbangan,” jelas Eni dalam webinar Hari Kependudukan Sedunia di Jakarta, kemarin.
Eni juga menyebut penyuluh KB mengalami kendala pada ketersediaan alat pelindung diri untuk melakukan penyuluhan KB yang membutuhkan interaksi jarak dekat dengan penduduk.
“PSBB menyebabkan keterbatasan pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan KB jangka panjang, tidak memadainya alat pelindung diri, rantai pasok alat yang terganggu, alat kontrasepsi yang terbatas karena mengalami hambatan pengiriman lantaran ada pembatasan transportasi penerbangan sehingga berdampak pada kontinuitas pelayanan KB,” kata Eni.
Sementara itu, Kepala BKKBN mendorong agar remaja memahami kesehatan reproduksi secara menyeluruh dan tidak mendefinisikan kesehatan reproduksi mengarah ke hubungan seksualitas semata.
“Masalah seksualitas memang banyak membahas kesehatan reproduksi. Namun, membahas perkara kesehatan reproduksi tidak selalu atau mesti bicara tentang seksualitas,” imbuhnya.
Hasto juga mendorong orangtua agar memperhatikan kesehatan reproduksi. “Ini penting. Kalau ada kelainan, ibunya sudah tahu melakukan langkah apa, misalnya rekonstruksi atau operasi,” tandasnya. (Ant/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved