Alfi Widoretno Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran
26/4/2015 00:00
(MI/SENO)
RATUSAN anak muda berpenampilan rapi memadati aula yang terbagi atas sekat.
Mereka membawa map berisi kertas-kertas cetakan curriculum vitae masing-masing.
Kesibukan pada Kamis (16/4) itu terjadi di Job Fair Universitas Mercu Buana (UMB), Jakarta Barat.
Tak kurang 30 perusahaan membuka lowongan di sana, di antaranya Bank Central Asia, Garuda Metalindo, dan Hutan Gaya Indonesia.
"Aku tertarik ikut job fair yang pasti buat cari kerja sih. Ini pertama kali, kayaknya seru disaranin sama teman. Memang banyak perusahaan ikut pameran di sini, jadi tinggal cari-cari yang cocok," ungkap Dian, 20, salah satu pengunjung job fair.
Dian sebenarnya telah bekerja. Namun, gadis lulusan SMK akuntansi itu ingin mencari pekerjaan baru yang lebih baik.
Selain Dian, alumnus Universitas Mercu Buana bernama Tri, 22, juga mendatangi job fair dengan tujuan mencari pekerjaan.
"Jadi kita mau ikutan ini biar dapat pekerjaan pertama yang bisa buat batu loncatan, makanya ikut job fair," kata Tri.
Tri mengaku yakin pameran bursa kerja memudahkannya mendapatkan pekerjaan.
Banyak perusahaan yang berpartisipasi di sana membuka peluang bagi para lulusan yang belum pernah bekerja.
Sementara itu, jika mencari lowongan di jalur lainnya, sebagian besar lowongan mengutamakan lulusan dengan pengalaman kerja.
"Buat cari-cari pengalaman dulu karena kami kan masih fresh graduate, masih agak sulit langsung bisa bersaing jika melamar lewat lowongan di koran atau internet," ujar Tri.
Hary, 27, juga sama optimistis dengan bursa kerja.
"Efektif sih, soalnya bisa langsung ketemu sama HRD-nya jika dibandingkan dengan di online, di sini jauh lebih jelas. Kalau di online mungkin berkas kita ditumpuk," jelas Harry.
Setelah wisuda Pameran bursa kerja yang diadakan UMB merupakan job fair ke-13 yang dilaksanakan sejak 2008.
Setiap tahunnya, UMB menyelenggarakan dua kali untuk memacu lulusannya segera memperoleh pekerjaan.
"Kami kan tidak hanya mencetak lulusan, tapi juga ingin lulusan cepat dapat kerja. Makanya event ini dibuat dekat waktu wisuda. Acara wisuda kami lakukan minggu lalu dan hari ini ada job fair," kata Kepala Pusat Karier UMB Wachyu Hari Haji.
Pihak kampus, kata Wahyu, menargetkan para lulusan telah memperoleh pekerjaan setidaknya tiga bulan setelah wisuda.
"Biasanya, sebelum mencapai waktu tiga bulan, 67% lulusan UMB telah bekerja. Jadi kami punya PR sekitar 30% karena 55%-nya berwirausaha," ucap Wahyu.
Selain UMB, Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya pun memiliki program serupa.
Kepala Biro Kemahasiswaan Alumni dan Bimbingan Karier Mahasiswa Unika Atma Jaya Bambang Sungkewo mengungkapkan kampusnya menargetkan lulusan memperoleh kerja dua bulan setelah diwisuda.
Serupa dengan UMB, Unika Atma Jaya juga rutin mengadakan pameran bursa kerja sebanyak dua kali per tahun, sebelum dan sesudah wisuda.
Hal itu dilakukan untuk mempertemukan alumni dengan perusahaan-perusahaan pencari tenaga kerja. Tak seimbang Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pameran Bursa Kerja atau Job Fair dari Kementerian Ketenagakerjaan, pengangguran dipicu ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja dengan pekerja.
Selain itu, kurangnya informasi antara perusahaan pengguna dan pencari kerja.
Dengan demikian, perusahaan kesulitan mendapatkan tenaga kerja sesuai dengan spesifikasi lowongan, begitu pula sebaliknya.
Data Informasi Pasar Kerja (IPK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta menunjukkan jumlah pencari kerja di Ibu Kota mencapai 252.641 orang, sedangkan lapangan yang tersedia 124.750.
Sementara itu, pekerja yang sukses mendapatkan penempatan kerja hanya 33.558.
"Pameran kerja yang dilaksanakan pihak universitas telah membantu pemerintah, memfasilitasi para pencari kerja," kata Kepala Seksi Informasi Bursa Kerja dari Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta Suharyono.
Selain memediasi, kata Suharyono, pameran kerja bisa jadi sarana pihak kampus melihat kecenderungan atau tren pasar kerja, termasuk perubahan spesifikasi.
Persiapkan agenda Selain membawa kertas bertuliskan riwayat hidup dan berbagai berkas, Bambang menyarankan para pencari kerja juga mempersiapkan rencana karier yang akan ditempuh.
Agenda itu akan membantu mereka mengembangkan karier dalam jangka panjang.
"Satu lagi, kalau belum lulus, bisa juga cari peluang magang karena banyak perusahaan siap menerima mahasiswa magang. Mereka bisa langsung pilih perusahaan saat job fair," kata Bambang.
Tak kalah pentingnya, siapkan juga kualitas diri, baik itu yang terkait dengan ilmu yang dipelajari maupun keterampilan di luar akademik.
"Intinya yang harus dipersiapkan skill akademik, komunikasi, hingga attitude," tambah Bambang. (M-1)