Dukung Physical Distancing, Bimbel juga Terapkan Belajar Online

KEBIJAKAN  menjaga jarak fisik  yang diimbau  pemerintah sejatinya  bertujuan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Persoalannya adalah kebijakan itu membawa implikasi bagi kegiatan sehari-hari masyarakat, terutama dalam bekerja dan belajar.

Kebijakan untuk mengurangi intensitas aktivitas sosial menjadi tantangan tersendiri bagi institusi bimbingan belajar (bimbel) dan para murid dalam menjalankan kegiatan belajar-mengajar.  Meski  begitu mereka dituntut untuk mematuhi  imbauan pemerintah jika tidak mau dituding sebagai penyebab penyebaran virus korona.

Baca juga: Belajar #dirumahaja, Berikut 5 Platform yang Bisa Dimanfaatkan

Sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah dan dunia akademis,  CoLearn resmi mengumumkan pemberian akses fasilitas belajar online secara gratis. Fasilitas itu dapat dinikmati oleh semua murid yang sudah terdaftar di bimbel yang sudah bekerja sama dan bergabung dalam jaringan mereka. Untuk bisa mengakses bantuan akademik bimbel online secara gratis, murid bisa langsung mengunduh aplikasinya  di smartphone Android maupun iOS.

Melalui aplikasi CoLearn, murid tetap bisa belajar, mendapatkan bantuan dalam mengerjakan PR, dan melakukan persiapan ujian secara intensif, tanpa harus meninggalkan rumah. Mereka juga bisa mengajukan tanya jawab secara langsung, karena guru bimbel yang membimbing mereka adalah guru yang mengajar di kelas offline, yaitu di tempat murid biasa belajar.

“Akses kelas online adalah solusi yang dibutuhkan oleh guru dan murid agar tetap bisa melakukan kegiatan belajar-mengajar di tengah periode physical distancing ini. Visi kami adalah untuk menjadikan Indonesia kompetitif di skala global; kami percaya untuk mencapai hal ini, dibutuhkan integrasi sistem belajar offline dan online. Dengan adanya guru atau tutor bimbel, murid bisa belajar dengan lebih interaktif dan efektif dibandingkan jika belajar sendiri,” ungkap co-founder dan CEO CoLearn, Abhay Saboo dalam siaran persnya, Jumat  (27/3).

Diakuinya, peran guru dan tutor dalam kegiatan belajar-mengajar masih tidak bisa digantikan. Namun melalui aplikasi mereka, murid tidak perlu khawatir dengan siapa mereka akan belajar karena guru yang akan mengajar sama saja dengan guru yang pernah mereka temui sebelumnya.

“Riset membuktikan bahwa dari semua faktor yang berkaitan dengan sekolah, guru memainkan peran paling krusial. Peran guru bisa memberikan efek positif dua sampai tiga kali lipat dari faktor lain, seperti fasilitas atau ranking sekolah,” ujarnya.  (RO/Ant/A-1)