Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BERBAGI bisa melalui apa saja, termasuk melalui profesi unik yang dimiliki lelaki berumur 42 tahun ini. Alvon Ditya Arudiskara atau yang sering dipanggil Alvon, ini, merupakan pemilik dari Sanggar Seni Notoyudan yang berlokasi di Yogyakarta.
Sanggar Seni Notoyudan bukanlah sanggar seni biasa. Seluruh anak yang belajar musik di sanggar itu tidak dipungut biaya apa pun. Namun, tetap ada syarat untuk belajar di sanggar ini, yaitu para pembelajar harus memiliki komitmen kehadiran untuk mengikuti seluruh kelas yang diadakan di sanggar selama enam bulan.
"Saya mendirikan sanggar ini, yang pertama, karena memang ingin berbagi, tapi karena tidak punya uang yang cukup, ya, jadinya saya hanya bisa berbagi ilmu saja. Yang kedua, saya ingin belajar musik, belajar seni musik itu membuat hidup kita menjadi lebih indah," terang Alvon.
Sanggar Seni Notoyudan berdiri sejak awal Oktober 2017, berlokasi di Jl Notoyudan, Pringgokusuman, Gedong Tengen, Yogyakarta. Bagi lelaki lulusan Kolase De Britto itu, Sanggar Seni Notoyudan telah berhasil mempertemukan anak-anak yang ingin benar-benar belajar musik dengan dunia musik itu sendiri, yang ternyata sangat asyik.
"Ada aturan yang harus dipatuhi oleh para pembelajar di Sanggar Notoyudan ini karena belajar musik membutuhkan kedisiplinan yang ekstra. Jika ada peserta yang tidak masuk dua kali berturut-turut, harus dikeluarkan dari kelas ini. Ini cara kami menyeleksi komitmen dari para pembelajar di Sanggar Notoyudan," ungkap Alvon.
Sanggar Seni Notoyudan membuka tiga kelas musik berdasarkan tingkatan pengetahuannya. Ada kelas dasar, kelas lanjut, dan kelas ansambel. Para pembelajar akan mempelajari cara memainkan aneka macam alat musik dengan dipandu oleh para pengajar yang profesional. Tak ketinggalan, terdapat pula kelas keroncong yang para pembelajarnya berhasil dua kali menjuarai kejuaraan keroncong tingkat nasional.
Terdapat tujuh orang pengajar yang rutin mendampingi para pembelajar di Sanggar Seni Notoyudan itu, termasuk Alvon, mereka semua bekerja secara sukarela melatih anak-anak untuk belajar musik.
"Kami menyediakan beberapa pilihan alat musik, seperti piano, gitar, vokal, dan biola. Biasanya untuk anak-anak, saya kenalkan kepada alat musiknya dulu agar mereka mencintai alat musik terlebih dahulu, lalu baru kami ajari not angka untuk latihan sehari-hari," terang lelaki berambut gondrong itu.
Alvon berharap melalui sanggar musik yang dirintisnya sejak 2017 itu, anak-anak dapat mengembangkan bakat bermusiknya tanpa harus khawatir masalah biaya les yang mahal. (Bus/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved