Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Pemerintah menyatakan paparan radioaktif yang ditemukan di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang, bukan berasal dari kebocoran fasilitas reaktor nuklir yang berada di Kompleks Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek).
“Sangat jelas bahwa penanganan kompleks reaktor nuklir sudah berjalan sangat baik dan tidak ada kebocoran yang berimbas ke wilayah lain. Apalagi wilayah perumahan ini cukup jauh dari komplek reaktor,” tegas Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/2).
Bambang juga memastikan tidak ada potensi kebocoran, baik dari fasilitas maupun akibat penyalahgunaan. Pasalnya, proses pengawasan, pengecekan dan monitoring dilakukan dengan baik dan ketat. Selain itu, jarak antara Kompleks Puspitek dan Perumahan Batan Indah juga cukup jauh.
Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Jazi Eko Istiyanto, menjelaskan paparan radioaktif awalnya ditemukan di tanah kosong area Perumahan Batan Indah, ketika petugas Bapeten melakukan pengecekan keliling menggunakan mobile detector. Sedangkan di Kompleks Puspitek yang menjadi lokasi reaktor, Bapeten telah memasang sembilan detector. Hingga terjadi temuan, tidak ada notifikasi/pemberitahuan kebocoran.
Baca juga: Warga Batan Indah Panik Terkait Muncul Paparan Radioaktif
“Kalau ada apa-apa, misalnya kebocoran, maka detector kami memberikan notifikasi bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Pada saat itu (penemuan) tidak ada itu (pemberitahuan),” jelas Jazi.
Selain itu, lanjut Jazi, peristiwa ini tidak termasuk dalam kategori kecelakaan nuklir, melainkan pencemaran limbah radioaktif. “Ini bukan kecelakaan nuklir, bukan kedaruratan nuklir. Jadi jauh sekali dibandingkan kejadian di Fukushima,” katanya.
Bapeten telah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap peristiwa ini. Namun, Jazi belum dapat memastikan kapan hasil penyelidikan akan selesai. Dalam kesempatan itu, Kepala Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan), Anhar Riza Antariksawan, kandungan radioaktif di Perumahan Batan Indah sudah jauh berkurang, sejak dilakukan clean up/dekontaminasi selama empat hari. Pembersihan dengan mengumpulkan tanah dan memasukkannya ke dalam drum. Kemudian dibawa ke pusat limbah untuk diolah sesuai karakteristiknya.
“Hasilnya, jelas bahwa dari awal ditemukan paparan sekitar 140 mikro sivet per jam, sekarang turun menjadi 28 mikro sivet per jam per kemarin. Hari ini mudah-mudahan jauh lebih turun dari itu. Ini memang masih cukup tinggi, sehingga akan terus kita lanjutkan sampai bersih,” terang Anhar.(OL-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved