Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
ADA yang tidak biasa dari penampilan Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan saat ditemui Media Indonesia di ruang kerjanya yang berlokasi di kawasan Sudirman siang itu. Pria yang akrab disapa Tigor itu menyematkan pin berbentuk tabung pemadam api pada kerah tangan kemejanya sebagai pengganti kancing. "Ini dibelikan istri saya kalau tidak salah," ungkap Tigor mengenai pin unik yang membuat keseluruhan penampilannya yang formal menjadi eklektik dan muda. Penampilan itu sedikit banyak mewakili perspektif pria yang mulai memimpin CIMB Niaga sejak April 2015 lalu itu tentang bisnis perbankan.
Dunia perbankan merupakan sebuah bisnis yang dinamis dan memerlukan pemahaman eklektik untuk membuat ekspansi bisnis tepat sasaran.
Dan salah satu yang perlu dipahami ialah perubahan perilaku nasabah. Cabang saat ini bukan lagi jadi tempat utama bagi nasabah menikmati layanan perbankan. "Saat ini saja, menurut data, cuma 7% transaksi yang dilakukan di cabang. Jadi 93% lainnya itu sudah terdigitalisasi," jelas pria yang sejak lulus kuliah menekuni dunia perbankan itu. Jasa perbankan, menurut Tigor, haruslah tangkas menangkap fakta itu dengan terus memperbaharui layanan digital.
CIMB Niaga, menurut Tigor, sudah sejak 4 tahun lalu meluncurkan produk yang diberi nama rekening ponsel. Rekening ponsel merupakan layanan digital banking yang memanfaatkan nomor ponsel sebagai rekening. Dengan demikian, peran ponsel pintar menjadi tak ubahnya dompet digital yang siap diakses tanpa perlu repot mencari automatic teller machine (ATM). "The first in Asia," klaim pria berkaca mata itu. "Penetrasi perbankan kita sangat kecil. Mungkin menurut data hanya sekitar 20%. Tapi lihat penetrasi ponsel. Saya rasa hampir semua orang punya ponsel pintar," ungkapnya.
Hal itulah yang melatarbelakangi CIMB Niaga tak main-main menggarap rekening ponsel, sebab masa depan perbankan ada bidang layanan yang memudahkan nasabah. Baru-baru ini, CIMB Niaga juga berinvestasi US$100 juta untuk core banking system guna menyempurnakan pelayanan digital tersebut. "Kita berurusan dengan generasi Y. Mereka tidak pernah lepas dari ponsel pintar mereka, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Jadi kita harus lihat tren nanti ke sana," katanya.
Saat ini, pengguna rekening ponsel sudah mencapai 1,3 juta akun dengan share terbesar dipegang oleh generasi Y. Tigor tidak main-main dengan isu pergeseran generasi. Pasalnya, generasi X dan Y memiliki karakteristik yang jauh berbeda. Generasi Y, jelasnya, tidak kompromi dengan akses yang cepat dan pelayanan paripurna. Namun, sebagai kompensasinya, generasi Y cenderung tidak perhitungan dengan biaya. Generasi Y juga menjadi pangsa pemegang kartu kredit CIMB Niaga yang cukup besar, salah satu sektor yang menjadi andalan CIMB Niaga.
Dengan begitu, meskipun share dana pihak ketiga masih mayoritas disumbang oleh generasi yang lebih tua, Tigor melihat peluang yang besar dari pangsa masa depan, yakni generasi Y. "Sekarang memang masih dipegang generasi X. Namun, dalam 10 sampai 20 tahun mendatang, mereka yang akan memimpin," tukas Tigor.
Ekonomi membaik
Tahun ini kerap dianggap sebagai tahun saat perekonomian pulih setelah sepanjang tahun lalu dilanda tekanan masif dari ketidakpastian global. Tigor punya pandangan tersendiri mengenai situasi ini. "Ekonomi ini sangat mengglobal. Efeknya bukan sejam 2 jam, sehari dua hari, tapi hitungannya detik lo. Kita mesti waspada dengan perputaran uang yang kencang," ungkap pria bertubuh proporsional itu. Ia sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi ditutup dengan gemilang akhir tahun lalu, ditambah dengan rapor yang menghijau dari sektor perdagangan dan pembiayaan serta angka inflasi yang terjaga sesuai asumsinya.
Kendati demikian, Tigor tetap menilai Tiongkok sebagai ancaman besar. "Tiongkok ialah pemain besar. Itu jadi tantangan," cetusnya. Sejatinya, lanjut Tigor, Indonesia mesti berfokus pada hal-hal yang dapat dikontrol ketimbang mencemaskan hal di luar kontrol seperti ekonomi global. Penting bagi Indonesia menjaga perfoma perekonomian, terutama industrinya agar tetap mampu bersaing. Apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah menunjukkan upaya perbaikan.
Suku bunga dan likuiditas
Seretnya likuiditas bukan hanya melanda perbankan, tetapi juga sektor riil yang terhimpit lantaran bunga kredit yang tinggi. Demikianlah pendapat umum yang diamini oleh pelaku usaha di Indonesia. Oleh karena itu, banyak pihak mengharapkan suku bunga perbankan turun. Dalam pandangan Tigor, premis itu bukan berjalan satu arah. "Bukan kami yang mendorong orang berusaha, melainkan mereka harus berusaha. Nanti pembiayaannya kami dukung," katanya.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), menurutnya, sudah lama merupakan pangsa bagi CIMB Niaga. Bahkan, tahun ini sektor tersebut diharapkan menjadi salah satu tumpuan pertumbuhan bisnis. "Kita merasa sektor peluangnya masih besar. UMKM tulang punggung perekonomian Indonesia. Kita di sana sudah lama. Kita akan terus kembangkan ke sana," kata Tigor. Setelah benih-benih UMKM tersebar dan tumbuh subur, di sanalah perbankan mulai berperan, "Itu lebih relevan." (B-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved