Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Jasa Lingkungan dari Karang dan Padang Lamun

Siti Retno Wulandari
13/2/2016 03:35
Jasa Lingkungan dari Karang dan Padang Lamun
(ANTARA/Yudhi Mahatma)

DI banyak pantai di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, penginapan berjajar hingga menjorok ke arah laut.

Dari teras penginapan, turis bisa langsung menikmati keindahan bawah laut dengan ragam ikan yang berseliweran.

Ikan-ikan itu memang selalu berkumpul di sekitar penginapan karena pihak mengelola jaring hingga mereka tidak pergi jauh ke tengah laut.

Selain ikan, di dalam perairan juga jamak tumbuhan laut, khususnya lamun.

Kepala Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dirhamsyah, lupa persisnya besaran kolam berjaring tersebut.

Hanya, ia melihat pemasangan jaring itu cukup efektif menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Mereka dapat menikmati keindahan laut tanpa harus berenang jauh.

Di sisi lain, Dirhamsyah menekankan bagian penting keindahan itu sebenarnya bukan saja ikan, melainkan juga padang lamun.

Meski tidak menarik dalam tampilan, sesungguhnya lamun punya jasa lingkungan yang tinggi.

"Lamun itu banyak sekali potensinya, pengikat karbon, bisa menjadi sumber obat, penahan arus gelombang, hingga menjadi tempat asuh bagi ikan-ikan kecil," kata Dirhamsyah seusai acara penetapan LIPI sebagai wali data ekosistem terumbu karang dan padang lamun, Kamis(11/2).

Dari berbagai peran itu, nilai ekonomi yang diberi lamun yang umumnya terdiri dari empat suku tumbuhan, yakni Posidoniaceae, Zosteraceae, Hydrocharitaceae, dan Cymodoceaceae, pun tinggi.

"Nilai ekonominya pun besar, Rp20-247 juta per hektare per tahun," tambahnya.

Hingga saat ini, luasan padang lamun yang telah divalidasi LIPI pada 29 lokasi di Indonesia sebesar 25.742 hektare.

Indonesia diketahui memiliki 15 jenis lamun dari 69 jenis di dunia. Namun sayang, kerusakan lamun juga tinggi.

Kepala Laboratorium Remote Sensing P2O LIPI Indarto Happy menyatakan banyak kerusakan padang lamun yang berasal dari manusia.

Kurangnya pengetahuan warga pesisir akan manfaat lamun membuat mereka menganggap tumbuhan berbunga itu sebagai pengotor pantai.

Makin parahnya pencemaran laut, khususnya akibat sampah plastik juga menutupi padang lamun sehingga membuat mereka sulit untuk berkembang.

"Kecepatan perubahan lingkungan itu tidak sebanding dengan tingkat pertumbuhan lamun, itu yang menjadi penyebab cepat rusaknya padang lamun. Secara global, populasi lamun memang menurun hingga 58%." ujar Happy.

LIPI hingga kini telah melakukan pembenahan pada ekosistem padang lamun di Pulau Pari, Bidadari, juga Banten.


Manipulasi warna karang

Ekosistem laut lain yang tak kalah penting ialah terumbu karang.

Indonesia memiliki 569 jenis karang, atau sekitar 14% dari jumlah karang di dunia.

Luasnya terumbu karang Indonesia mencapai 25 ribu kilometer persegi berdasar pengamatan di 93 daerah dengan 1259 lokasi.

Peneliti ahli terumbu karang dari P2O LIPI Suharsono mengatakan ekosistem yang terdiri dari hewan dan tumbuhan itu berperan penting melindungi pantai dari empasan ombak.

LIPI kini sedang melakukan upaya terkait dengan transplantasi karang, yaitu riset manipulasi warna dengan cara-cara yang ramah lingkungan.

Manipulasi warna ini dilakukan karena melihat tingginya permintaan pasar.

Beberapa jenis karang memang dapat diperdagangkan.

"Tapi tetap, 10% (karang hasil transplantasi dengan manipulasi warna) harus dikembalikan ke alam sebagai upaya restorasi dan rehabilitasi," imbuh Suharsono. Riset manipulasi warna telah berjalan tiga tahun.

LIPI menjadi wali data

Dengan konsistensi Pusat Penelitian Oseanografi LIPI melakukan berbagai riset terkait dengan terumbu karang dan padang, tidak mengherankan pula badan ini ditetapkan sebagai Wali Data untuk bidang Ekosistem Terumbu Karang dan Ekosistem Padang Lamun.

Penetapan itu dibuat melalui Keputusan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Nomor 54/2015 pada 22 Desember 2105 tentang Wali Data Informasi Geospasial Tematik.

Dengan penetapan tersebut, LIPI harus berkontribusi dalam pembangunan di sektor maritim.

Deputi Bidang Informasi Geospasial (BIG) Tematik Nurwadjedi mengharapkan dukungan dari institusi lain terkait dengan riset-riset yang akan dilakukan LIPI agar mendapat data yang optimal.

Data yang dikumpulkan selanjutnya akan diolah BIG.

Kepala P2O LIPI Dirhamsyah mengaku memiliki tanggung jawab besar sebagai wali data.

Ia akan melakukan mengoordinasi, paling tidak dua kali dalam satu tahun dengan melibatkan institusi lain yang terkait, baik kementerian maupun universitas.

"Target kami, di tahun 2019, kami sudah bisa memastikan luasan padang lamun yang sebelumnya banyak diketahui sebesar 3 juta hektare," pungkasnya. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik