Serangan Demam Berdarah Terus Meluas

SERANGAN penyakit demam berdarah dengue (DBD) terus meluas di berbagai wilayah Tanah Air. Di Kalimantan Selatan (Kalsel), misalnya, DBD telah menjangkiti 13 kabupaten/kota di wilayah itu hingga pemerintah daerah setempat menyatakan status siaga satu. "Maraknya serangan DBD ini dipicu perubahan iklim. Musim penghujan yang tidak menentu ikut memengaruhi penyebaran DBD. Saat ini, Kalsel dalam status siaga satu serangan DBD," ungkap Kepala Dina Kesehatan Kalsel, Rusdiansyah, kemarin, di Banjarmasin. Ia menjelaskan terjadi peningkatan jumlah penderita DBD dari 1.303 kasus pada Januari lalu menjadi 1.666 kasus di Februari ini, dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 14 orang.

Sebagai langkah penanggulangan, lanjut Rusdiansyah, pihaknya gencar melakukan pengasapan (fogging) serta melatih juru pemantau jentik (jumantik) dengan target tiap rumah/keluarga terdapat satu orang jumantik. "Pemerintah juga telah menginstruksikan agar rumah sakit wajib melayani pasien DBD," ucapnya. Kondisi serupa juga terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel). Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel yang dihimpun dari rumah sakit dan puskesmas di wilayah itu menunjukkan, pada Januari-Februari 2016, sudah ada 1.979 kasus DBD dengan 14 kasus kematian.

"Kami telah berupaya menanggulangi masalah itu, antara lain dengan program jumantik di tiap rumah dan fogging. Tentunya kami juga mengimbau masyarakat lebih memperhatikan kebersihan lingkungan," ungkap Kepala Bidang Penanggulangan dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, Nurul AR, Kamis (11/2).

Di Nusa Tenggara Timur (NTT), DBD telah menyebar di 16 kabupaten. Bahkan, menurut Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan NTT, Theresia Sarlin Ralo, salah satu kabupaten, yakni Sikka, telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). "Sikka KLB DBD karena jumlah warga yang terjangkit mencapai 44 orang. Jumlah itu naik pesat dari jumlah pasien tahun sebelumnya yang sembilan orang," katanya.