Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
USIA Pevita Pearce, 23, masih muda.
Namun, visi aktris muda berbakat Indonesia tentang kemerdekaan finansial jauh ke depan.
Dara berdarah Banjar, Kalimantan Selatan, dan Inggris itu mengaku membelanjakan uangnya berdasarkan skala prioritas dan menerapkan gaya hidup frugal atas kesadaran sendiri.
Menurutnya, hidup cara frugal membuatnya lebih memaknai hasil kerja keras selama ini.
Misalnya, memilih naik angkutan umum daripada kendaraan pribadi saat kondisi jalanan macet.
"Time is money. Jadi, kalau kondisi macet di Jakarta ini aku lebih milih jalan dengan transportasi publik. Itu sangat membantu," kata Pevita saat ditemui dalam peluncuran gerakan #SayangUangnya di Jakarta, belum lama ini.
Lain lagi yang dilakoni Hammish Daud, 35. Aktor sekaligus presenter acara My Trip My Adventure di sebuah stasiun televisi swasta nasional itu mengaku suka makan di warung tegal (warteg) daripada restoran mewah atau kafe.
Status keartisannya tidak menjadi soal karena didikan hidup hemat sudah diperolehnya dari kecil.
"Aku suka hobi kuliner yang enak. Nggak ada salahnya kan makan di warteg. Lucu sih, tapi itu normal dan hemat," ujar laki-laki kelahiran Australia itu.
Baik Pevita maupun Hammish sama-sama memiliki uang lebih daripada cukup untuk berfoya-foya, tapi mereka lebih memilih menerapkan gaya hidup hemat.
Ya, apa salahnya dengan berhemat?
Bianto Surodjo, Retail Banking Director Bank Permata, mengatakan frugal dinilainya menjadi sebuah pilihan gaya hidup yang dapat membantu jutaan keluarga dalam mendapatkan kualitas kebahagiaan hidup yang lebih baik pada iklim perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang ini.
Ia mengingatkan hemat jangan selalu diartikan pelit, tapi bijak dalam bertransaksi dan berbelanja.
Ini juga yang menjadi dasar gerakan #SayangUangnya yang diinisiasi Bank Permata pada Januari 2016 lalu.
"#SayangUangnya ialah gerakan yang mengajak masyarakat untuk mengubah gaya hidup konsumtif menjadi hemat. Tentunya dengan cara seru dan tetap keren supaya lebih menghargai uang dan menekankan betapa pentingnya menabung," katanya lagi.
Konsumen, imbuhnya, dapat memanfaatkan promo belanja murah, kupon belanja, dan fitur perbankan untuk mendapatkan manfaat maksimum.
Misalnya, program cash back 5% Permata Tabungan Bebas yang bisa dimanfaatkan di SPBU, supermarket, dan belanja daring.
Alokasikan 10%
Demi gaya hidup pula, banyak orang Indonesia yang menggampangkan dirinya untuk berutang lewat kartu kredit.
Mengutip sebuah survei, ada 18% orang Indonesia yang hobi berutang.
Padahal, menurut perencana keuangan Prita Ghozie, kebiasaan berutang akan membuat gaya hidup sesorang menjadi tinggi.
"Akhirnya, uang banyak tidak akan cukup. Gaji Rp500 ribu pasti bisa hidup. Gaji Rp10 juta belum tentu bisa hidup. Ujung-ujungnya utang," bebernya.
Untuk itu, mengatur gaya hidup menjadi penting dan pilihan menerapkan frugalisme bisa menjadi pilihan bijak dalam mencapai kemerdekaan finansial.
"Gerakan #SayangUangnya ini bisa membuat orang punya simpanan untuk diinvestasikan," sebut Prita.
Siapa saja yang sebaiknya menerapkan gaya hidup frugal?
Prita mengungkapkan gaya hidup itu sangat perlu diterapkan untuk Anda di Jakarta yang bergaji di bawah Rp5 juta.
"Karena menurut Badan Pusat Statistik (BPS) biaya hidup di Jakarta ini adalah Rp7 juta untuk keluarga dengan dua anak," pungkasnya.
Lalu, bagaimana cara membagi dana yang Anda miliki?
Prita menyarankan kepada Anda untuk membagi gaji atau penghasilan yang dimiliki dalam lima pos, yakni zakat sebesar 5%, dana asuransi dan darurat 10%, biaya hidup 60%, investasi 15%, dan sisakan 10% untuk menunjang gaya hidup Anda.
Dana 10% itu bisa digunakan untuk berbelanja, liburan, hang out bareng teman, menonton di bioskop, dan membeli gadget.
Sebagai informasi, gaya hidup frugal banyak dijalani kaum miliuner dunia lo!
Contohnya, Warren Buffet yang menjadi orang terkaya ke-13 di dunia versi majalah Forbes.
Meski harta kekayaannya mencapai US$63 miliar (setara dengan Rp844 triliun), Warren tidak tinggal di rumah elite, tapi rumah lamanya yang dibeli pada 1958.
Dengan membeli rumah sederhana, ia otomatis menghemat biaya perawatan serta biaya cicilan.
Ketiga anaknya juga naik bus setiap berangkat ke sekolah dan bermain dengan anak-anak biasa.
"Standar hidup Anda tidak sama dengan biaya hidup Anda dan jauhi kartu kredit! Membayar bunga kartu kredit tidak hanya menunjukkan Anda hidup di luar kemampuan Anda, tetapi juga kehilangan uang yang Anda miliki," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan CNBC, jaringan televisi besar di Amerika. (Zhi/S-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved