Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
SEBAGAI negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, Indonesia sangat membutuhkan tenaga insinyur yang berkualitas. Hal itu penting untuk mengoptimalkan beragam potensi tersebut.
Itu sebabnya, PT Tripatra Engineers and Constructors (TRIPATRA), sebagai perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC), menggelar kegiatan Engineering Camp TRIPATRA untuk para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tangerang Selatan, Banten.
Baca juga: Federasi Insinyur ASEAN Beri Penghargaan Presiden Jokowi
Diungkapkan Presiden Direktur TRIPATRA, Dhira Nandana, kegiatan yang merupakan bagian dari peryaan HUT ke-46 perusahan itu merupakan bentuk tanggung jawab mereka dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia yang unggul, khususnya di bidang teknik keinsinyuran (engineering).
“Kegiatan Engineering Camp TRIPATRA ini bertujuan untuk mengenalkan para siswa dalam pembelajaran interdisiplin Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)," cetus Dhira.
"Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC), kekuatan kami adalah di SDM yang unggul dalam penguasaan teknik keinsinyuran. Sebab kami membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknik."
"Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, kami berinisiatif untuk mulai memperkenalkan dunia engineering kepada para siswa sejak tingkat sekolah menengah pertama, supaya menumbuhkan minat dan punya keinginan lebih luas untuk berkarya ataupun memiliki keinginan berkembang lebih jauh di bidang Teknik,” ujarnya.
Berdasarkan data UNESCO Institute For Statistic, Indonesia sebenarnya menduduki urutan keenam sebagai negara yang menghasilkan lulusan teknik saban tahun, yaitu sekitar 140.169. Sayangnya, peringkat tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan profesi insinyur Tanah Air.
Indonesia, kata Dhira, bahkan berpotensi mengalami kekurangan sebanyak 280 ribu insinyur dalam lima tahun ke depan dan 650 ribu insinyur dalam 10 tahun ke depan. Ia merujuk data ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO). Dari total 750.000 insinyur yang ada di Indonesia, hanya sekitar 9.000 orang saja yang bekerja sebagai insinyur profesional.
“Percepatan pembangunan nasional membutuhkan para ahli teknik yang andal. Sudah selayaknya, pembangunan Indonesia dilakukan oleh anak bangsa. Saya percaya ke depan, Indonesia angat membutuhkan banyak insinyur berkualitas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu kami siap membantu," tegasnya.
Dalam kegiatan tersebut, Tripatra mengundang 50 siswa dari 10 SMP negeri dan swasta di sekitar wilayang Tangerang Selatan. Selama program berlangsung, para siswa diperkenalkan teori dan praktik terkait engineering dengan metode STEM.
Mereka juga diajak untuk terlibat dalam berbagai eksperimen seperti pembuatan dan Coding Robotic untuk mendukung kegiatan engineering, pembuatan dan pemanfaatan solar panel sebagai salah satu energi terbarukan (renewable energy).
"Kami berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan nilai tambah dan berkelanjutan untuk seluruh pemangku kepentingan. Selain itu kami juga ingin berkontribusi lebih besar untuk pembangunan Indonesia,” ujarnya. (RO/A-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved