Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tahun Baru Islam 1441 H Momentum Kukuhkan Persaudaraaan

Syarief Oebaidillah
01/9/2019 17:10
Tahun Baru Islam 1441 H Momentum Kukuhkan Persaudaraaan
Wakil Ketua Umum MUI, KH Zainut Tauhid Saadi.(Dok.MI/SUSANTO)

SEIRING dengan peringatan Tahun Baru Islam 1441 Hijriah dan masih dalam suasana menyambut HUT Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia, Majelis Ulama Indonesi (MUI) menyerukan menjadi tahun rekonsiliasi nasional yang mengukuhkan persaudaraan serta komitmen kebangsaan.

“Momentum Peringatan Hari Kemerdekaan RI dan peringatan Tahun Baru Islam 1441 H hendaknya dapat merekatkan dan mengukuhkan kembali persaudaraan, komitmen kebangsaan, mengembangkan wawasan kebhinnekaan, serta menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati, mencintai dan menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI yang berdasarkan Pancasila,” papar Wakil Ketua Umum MUI, KH Zainut Tauhid Saadi,  saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (1/9).

Baca juga: Masjid Darussalam Cempaka Baru Beri Tempat untuk Kebaktian

Menurut Zainut, dari aspek tatanan kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan, peringatan Tahun Baru Islam yang merupakan semangat peringatan hijrah harus memberikan perubahan kepada masyarakat bangsa, dari masyarakat jahiliyah menuju masyarakat madani, yaitu masyarakat yang beriman, maju, mandiri, bahagia lahir batin, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum dan norma susila, serta jujur, adil, setara atau demokratis, beradab dan berakhlak mulia.

MUI juga berharap, semangat hijrah dapat mengembangkan akhlak dan perilaku umat Islam yang toleran (tasamuh), seimbang (tawazun), dan adil (i'tidal) dalam menjalankan ajaran agama, agar tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan sempit (furuiyyat) dalam menjalankan ajaran agama, demi mewujudkan persaudaraan Islam yang hakiki (ukhuwah Islam).

Ia menambahkan, semangat hijrah harus dimaknai sebagai proses transformasi dari kondisi kehidupan yang gelap menuju peradaban yang terang dan mencerahkan, baik dalam konteks kehidupan pribadi maupun kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dari aspek kehidupan pribadi, hijrah harus memberikan perubahan pada setiap pribadi, dari pribadi yang sombong, culas dan dzalim menuju pribadi yang adil, jujur dan terpuji. Dari perilaku yang suka menggunjing, mengumpat dan memfitnah menuju pribadi yang santun, ramah dan suka menebarkan cinta dan kedamaian. Dari pribadi yang konsumtif, boros dan koruptif menuju pribadi yang produktif, hemat dan sederhana (zuhud).

Baca juga: UOB Indonesia Konsisten Dukung Industri Seni Nasional

Menurut Zainut, dari aspek tatanan kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan, peringatan Tahun Baru Islam yang merupakan semangat peringatan hijrah harus memberikan perubahan kepada masyarakat bangsa,menuju masyarakat madani, yaitu masyarakat yang beriman, maju, mandiri, bahagia lahir batin, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum dan norma susila, serta jujur, adil, setara atau demokratis, beradab dan berakhlak mulia.

MUI juga berharap, semangat hijrah dapat mengembangkan akhlak dan perilaku umat Islam yang toleran (tasamuh), seimbang (tawazun), dan adil (i'tidal) dalam menjalankan ajaran agama,agar tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan sempit (furuiyyat) dalam menjalankan ajaran agama, demi mewujudkan persaudaraan Islam yang hakiki (ukhuwah Islamiyyah). (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya