Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
SIDANG senat terbuka Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, mengukuhkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso sebagai guru besar tidak tetap di bidang ilmu Risiko Manajemen, Senin (26/8). Pengukuhan yang berlangsung di auditorium GPH Haryo Mataram itu menjadi momentum bersejarah. Sejak berdiri 43 tahun silam, baru kali ini UNS mengukuhkan seorang guru besar tidak tetap. Sekaligus guru besar pertama di bidang ilmu risiko manajemen.
"Ini menjadi kebanggaan kami," kata Rektor UNS, Jamal Wiwoho.
Proses dan perjalanan Wimboh untuk meraih jabatan fungsional tertinggi bagi akademisi itu memakan waktu kurang lebih dua tahun. Dalam kurun waktu tersebut UNS melakukan pengkajian terhadap karya terpublikasi, jurnal ilmiah internasional, dan syarat lainnya. Jamal melihat Wimboh sebagai sosok yang sangat matang dari sisi teori dan praktik. Mulai dari saat berkarir di Bank Indonesia, International Monetary Fund, dan sekarang OJK.
"Kami berharap beliau bisa mewarnai jurnal dan riset UNS kedepan. Menjadi center of excellent di bidang manajemen risiko," kata Jamal.
Wimboh Santoso menyampaikan pidato pengukuhan Revolusi Digital: 'New Paradigm' di Bidang Ekonomi dan Keuangan. Hal yang bertalian erat dengan kepakarannya, manajemen risiko. Wimboh memaparkan, revolusi digital telah menghadirkan budaya digital di masyarakat sehingga tatanan ekonomi dan landscape sektor jasa keuangan mengalami pergeseran dan akan menimbulkan distorsi dalam masa transisinya.
Fenomena ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk terus berinovasi memanfaatkan teknologi untuk peningkatan daya saing ekonomi dan terbukanya akses keuangan masyarakat. Namun, di sisi lainn terdapat potensi risiko yang dapat mendisrupsi ekonomi dan stabilitas sektor jasa keuangan apabila kita tidak cepat dan antisipatif meresponnya.
Di masa revolusi digital ini teori ekonomi dan pendekatan pengaturan dan pengawasan industri jasa keuangan menjadi kurang relevan, sehingga membutuhkan pendekatan baru yang lebih dinamis, kontekstual dan mengadopsi teknologi terkini.
"Ilmu ini memprediksi potensi risiko, supaya industri jasa keuangan secara jangka panjang bisa diassessment tidak bermasalah," kata Wimboh.
baca juga: Rektor Asal Korsel Siap Pimpin Universitas Siber Asia
Dalam jumpa wartawan menjelang pengukuhannya, Wimboh mengaku tidak pernah bercita-cita jadi profesor. Walaupun diakuinya, ia memang bercita-cita menjadi pengajar.
"Alhamdulillah, selama ini UNS sangat terbuka selama itu berkontribusi bagi kepentingan masyarakat. Mandat ini memberikan tantangan untuk berbuat lebih besar terutama dalam mengejawantahkan tri darma perguruan tinggi," kata Ketua 1 Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS itu. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved