Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

APTISI Gelar Munas di Medan

Syarief Oebaidillah
17/1/2016 11:55
APTISI Gelar Munas di Medan
()

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke­V di Medan, Sumatra Utara, pada 21-­23 Januari mendatang.

Ketua Umum APTISI Edy Suandi Hamid menyatakan tidak bersedia lagi dicalonkan dalam munas nanti. Dia mengutamakan adanya regenerasi di tubuh APTISI.

Demi terjadinya regenerasi dan mendapatkan darah baru yang lebih progresif serta mampu meneruskan peran APTISI melakukan penguatan PTS dan menjadi mitra kritis pemerintah dalam mengembangkan pendidikan tinggi di Tanah Air

"Selama empat tahun terakhir, APTISI mendukung kebijakan Pemerintah yang dianggap positif, dan mengkritisi yang dianggap tidak tepat. Alhamdulillah, dalam beberapa hal pemerintah cukup mendengarkan sehingga mengoreksi kebijakannya dan memdengarkan masukan APTISI,"kata Edy Suandi Hamid melalui rilis yang diterima Media Indonesia, Minggu (17/1).

Edy mencontohkan usulan APTISI yang direspon positif pemerintah seperti usia untuk berkarier menjadi dosen dinaikkan dari usia 50 tahun menjadi 58 tahun, dan penerbitan Nomor Induk Khusus Dosen atau NIDK yang kebijakannya baru saja dikeluarkan Kemenristek Dikti.

Wakil Sekjen APTISI Gunawan Suryoputro menambahkan kriteria calon ketua umum mendatang adalah mereka yang telah memiliki pengalaman memimpin APTISI baik wilayah maupun pusat serta memimpin Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang besar.

"Mereka juga paham tentang pengelolaan dan berkomitmen serta siap memberi waktu untuk PTS," tegas Gunawan yang juga Wakil Rektor UHAMKA.

Ketua Pelaksana Munas APTISI Bahdin Nur Tanjung mengemukakan munas adalah instansi tertinggi dalam organisasi APTISI. Melalui munas, kinerja organisasi akan dievaluasi, arah dan kebijakan untuk pengembangan di masa depan dan memilih ketua umum untuk periode empat tahun.

Ia membenarkan bahwa Edy Suandi Hamid sudah menyiratkan ketidaksediaannya dicalonkan kembali. "Prof Edy Suandi Hamid sudah menyatakan cukup satu periode dan perlu bergantian menjadi relawan mengembangkan PTS ini, walaupun masih banyak yang menginginkan beliau tetap memimpin APTISI," ungkap Bahdin Nur Tanjung.

Bahdin yang juga Wakil Ketua Pengurus Pusat APTISI menjelaskan pada empat tahun terakhir eksistensi APTISI semakin dirasakan manfaatnya bagi anggota. Berbagai program penguatan anggota dilakukan, seperti pelatihan, penjaminan mutu, akreditasi, leaders visit dan kerja sama internasional, leadership training, pendampingan akreditasi, dan sebagainya.

Kegiatan yang langsung ke masyarakat juga dilakukan melalui bantuan bagi korban bencana alam, seminar, dan sosialisasi kebijakan terkait pendidikan tinggi.

Dikatakan, kerja sama dengan Kemenristek Dikti juga cukup baik dan berbagai catatan kritis yang diberikan pada kebijakan pemerintah banyak diakomodasi.

Dikatakan, munas nanti akan diikuti sekitar 500 peserta dan peninjau dari berbagai wilayah. Pemilihan Medan sebagai arena munas, juga merupakan tradisi baru bagi APTISI yang sebelumnya selalu mengadakan di Jakarta.

Dijelaskan, Munas ke V ini akan diikuti peserta dari 28 wilayah APTISI dari seluruh Indonesia sebanyak 500 suara, terdiri dari 393 suara wilayah dan 107 suara pengurus pusat. Suara tersebut merupakan perwakilan dari munas yang akan dihadiri para peninjau yang jumlahnya maksimal 20% dari peserta yang memiliki hak suara.

Kegiatan pra­munas juga digelar berupa seminar bertajuk Internationalization of Higher Education Instititutions dengan pembicara dari Kemenristekdikti dan mitra APTISI dari kampus di Australia dan negara lain.

Selain itu, sebagai bagian dari Gebyar Munas Aptisi, akan dilakukan pula kegiatan penanaman pohon manggrove seluas 20 hektar di perairan Belawan Kamis (21/1) pagi, yang akan diikuti Pimpinan APTISI dan sekitar 100 pimpinan perguruan tinggi.

"Ini sebagai bentuk kongkret kepedulian APTISI pada persoalan perbaikan lingkungan hidup," tambah Gunawan. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya