Peran Remaja Membangun Keluarga Mandiri

Haufan Hasyim Salengke
06/7/2019 04:45
Peran Remaja Membangun Keluarga Mandiri
Sejumlah pelajar mendapat pejelasan kesehatan dari petugas BKKBN di Indramayu, Jawa Barat.(ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

REMAJA merupakan suatu usia yang sangat potensial untuk merencanakan kehidupan yang lebih baik di masa-masa mendatang. Karena itu, peran generasi remaja atau disingkat genre saat ini banyak diarahkan pada kesehatan reproduksi, persiapan pernikahan, mencegah kawin usia dini, dan membina keluarga yang harmonis.

“Pasalnya, banyak yang memutuskan nikah tanpa memperhitungkan beban dan kemampuan. Ke depan, mereka harus dididik untuk jadi keluarga mandiri dalam arti ekonomi,” ungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Hasto Wardoyo saat pembukaan kegiatan Genre Edu Camp di Taman Kiram, Tanah Laut, Kalimatan Selatan, kemarin.

Hasto menjelaskan banyak remaja yang tidak mengetahui mengenai risiko penyakit kanker mulut rahim yang bisa terjadi akibat hubungan seksual dini atau perkawinan usia muda.

Untuk itu, ia berharap para remaja sebagai calon penerus bangsa pemuda aktif dalam program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). “Salah satu caranya ialah merencanakan masa depan termasuk menyiapkan secara matang jika ingin membangun satu keluarga,” kata Hasto.

Ke depan, menurut Hasto, BKKBN di bawah kepemimpinannya bakal melatih remaja untuk menjadi keluarga mandiri secara ekonomi. Hal itu dengan mempertimbangkan kemampuan keluarga agar tak terjadi ketidakseimbangan.

Plt Kepala BKKBN Kalteng Satyawati Kusumawijaya menambahkan pernikahan usia dini bakal berdampak terhadap kualitas keluarga yang dibina atau bahkan rentan terjadi kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian.

Untuk itu, ia kembali mengingatkan usia pernikahan ideal yakni minimal usia 21 tahun untuk perempuan, serta 25 tahun untuk usia pria. “Untuk perempuan pada usia di bawah 21 tahun organ reproduksinya belum siap. Adapun pria usia idealnya 25 tahun terkait kesiapan mental, sosial serta kemampuan ekonomi yang terkait kehidupan berkeluarga,” terangnya.

Ia pun berharap melalui kegiatan Genre Edu Camp, para remaja semakin mengetahui dan memahami bahaya pelaksanaan dini. Selain itu, para remaja juga semakin semangat dalam merencanakan masa depan secara matang.

Edukasi

Peserta Genre Edu Camp 2019 asal Kalimantan Tengah, Rully, menerangkan selama pelaksanaan acara sejak Rabu (3/7) dia bersama peserta lainnya banyak mendapat edukasi dari BKKBN tingkat nasional maupun provinsi.

“Kami dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) se-Indonesia banyak mendapat materi pengembangan keluarga, bahaya pernikahan dini dan bagaimana merencanakan masa depan hingga nantinya mampu mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera,” terang Rully, anggota PIK-R Barigas, IAIN Palangka Raya.

Mahasiswa semester enam itu pun berkomitmen menularkan pengetahuan dan ilmu yang diperoleh lewat Genre Edu Camp 2019 kepada teman sebayanya.  

Pelaksanaan Genre Edu Camp merupakan bagian rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXVI 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 500 remaja dari seluruh daerah yang mayoritas dari PIK-R, Kelompok Bina Keluarga Remaja dan program Genre.

Genre merupakan program BKKBN yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja lewat pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana, berkarier dalam pekerjaan secara terencana, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi. (S-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya