Indonesia Kirim 333 Calon Pengasuh dan Perawat ke Jepang

Atalya Puspa
18/6/2019 19:30
Indonesia Kirim 333 Calon Pengasuh dan Perawat ke Jepang
Tenaga Kerja Wanita(ANTARA)

INDONESIA melepas sebanyak 333 orang untuk menjadi tenaga kerja di Jepang. Dari total 333 orang tersebut, 295 orang diantaranya merupakan calon pengasuh (caregiver) dan 38 orang lainnya merupakan calon perawat.

Ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Jepang dan Indonesia melalui EPA (Perjanjian Kemitraan Ekonomi) yang diberlakukan sejak bulan Juli 2008. Adapun sebanyak 12 gelombang calon pengasuh dan perawat dari Indonesia akan dikirim ke Jepang.

Baca juga: Mensos Minta tidak Ada Lagi Penyebutan Keluarga Miskin

Direktur Penyampaian Pembekalan Pemberangkatan (P2P) Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Arini Rahyuwati, menyatakan terdapat sejumlah keunggulan tenaga kerja Indonesia dibanding tenaga kerja dari negara lain.

"(Tenaga kerja Indonesia) Rajin, tekun, ramah, dan gigih. Tapi memang kelemahannya di bahasa. Tapi kalau dari segi skill mumpuni," kata Arini di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (18/6).

Namun begitu, dirinya menyatakan pengasuh dan perawat yang dikirim ke Jepang memiliki kendala pada bidang bahasa. Untuk itu, pihaknya mengadakan pelatihan selama 6 bulan di Indonesia, serta 6 bulan di Jepang untuk para calon pekerja tersebut.

"Dari segi kemampuan bahasa ini menjadi penting. Untuk 2019 harus punya sertifikat N5. Jadi yang berangkat diproriaritaskan yang punya N5," tuturnya.

Untuk diketahui, calon caregiver dan perawat masing-masing akan menghabiskan waktu selama 3 dan 4 tahun untuk bekerja di Jepang. Arini juga menyatakan, para pekerja tersebut akan mendapatkan upah dengan kisaran ¥100 ribu hingga ¥200 ribu.

Dirinya berharap, dengan adanya kerja sama antara Jepang dan Indonesia tersebut akan mencetak sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja.

"Target utamanya ingin mengemban, yang tadinya belum menjadi worker profesional, dengan adanya program ini diakui sebagai worker," tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Urusan Ekonomi, Kedutaan Besar Jepang untuk Republik Indonesia, Tadayuki Miyashita, menyatakan hingga saat ini Jepang masih membutuhkan banyak caregiver dan perawat.

Baca juga: Kebijakan Kehutanan Indonesia Jadi Perhatian Internasional

Namun begitu, pihaknya tidak dapat memastikan berapa angka pasti yang dibutuhkan oleh Jepang.

"Banyak masyarakat Jepang akan jadi lebih tua dan penduduk Jepang akan menurun. Kita memerlukan lebih banyak perawat dan perawat bagi lansia di masa depan," pungkasnya. (OL-6)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya