Upacara Pemakaman Ibu Ani Lambangkan Humanisme Politik

KEHADIRAN para kepala negara Indonesia terdahulu dalam acara pemakanan mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono menujukkan perbedaan pandangan politik sama sekali tidak mempengaruhi sisi kemanusiaan.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie saat dihubungi di Jakarta, Minggu (3/5).

"Kehadiran para mantan kepala negara dan para tokoh dari berbagai latar belakang sikap politik telah menyumbangkan peredaan tensi politik sebagai bangsa yang tetap satu," tutur Jimly.

Jimmy menilai kehadiran para mantan kepala negara dalam upacara pemakaman Ani Yudhoyono amatlah penting. Kehadiran mereka menujukkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang amat menjunjung rasa persaudaraan satu sama lain.

"Diakhir hayatnya Ibu Ani mampu membuat para tokoh-tokoh itu berkumpul. meskipun hanya bersalaman dan minim interaksi namin itu melambangkan persatuan di tengah tingginya tensi politik pasca pemilu 2019," ungkap Jimly.

Baca juga: Megawati Beri Penghormatan Terakhir Untuk Ani Yudhoyono

Jimly secara pribadi menyampaikan rasa bela sungkawanya kepada keluarga yang ditinggalkan agar diberi kekiatan dan ketabahan. Jimly juga mendoakaan agar almarhumah Ani yudhoyono meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.

"Saya pribadi mengucapkan turut berduka atas kepergian Ibu Ani. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," paparnya.

Mantan Presiden Indonesia ke 5 Megawati Soekarnoputri tak hanya mengirim surat berisi ucapan dukacita atas kepergian Ani Yudhoyono. Megawati juga hadir di Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Kalibata untuk penghormatan terakhir.

Megawati terlihat di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, sekitar pukul 13.35 WIB, Minggu (2/6/2019). Dia ditemani putrinya, Puan Maharani. Hadir pula mantan presiden Indonesia ke-3 BJ Habibie. (OL-7)