Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
AKTOR Muhammad Farhan memiliki pengalaman berkesan saat turun gunung berkampanye jelang Pemilu 2019. Beragam peristiwa unik terukir dalam memori politikus dari Partai NasDem itu hingga kini.
Salah satu momen yang paling diingatnya ialah saat dia berkampanye di sebuah daerah, saat mengenalkan diri dan menjabarkan program-program Farhan jika terpilih masuk Senayan nantinya.
"Dalam satu sosialisasi saya ketemu sama ibu-ibu yang sudah sangat tua, kenal saya lewat televisi. Dia bilang, enggak tahu mesti ngomong apa. Dia cuma titip doa. Jadi, acara itu akhirnya dari yang tadinya kampanye berubah menjadi acara selamatan," terang Farhan, Jumat (26/4).
Kejadian yang tak kalah unik ketika ada pergelaran makan bersama di beberapa gang sempit di Bandung, Jawa Barat. Farhan memang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif daerah pemilihan Jawa Barat 1 meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi.
"Di Bandung, karena banyak sekali gang sempit. Kita kalau menggelar makan bareng itu di gang. Makan nasi apa pun, nasi boks, semua begitu," kata Farhan.
Selain mengenang hal berkesan, mantan penyiar radio berusia 49 tahun itu juga mendapat banyak pengalaman berharga. Dia menilai, warga selain tahu tentang infrastruktur perlu juga diberi edukasi tentang analisis dampak lingkungan (amdal).
"Mesti ada komunikasi yang baik, ditambah lagi tentu saja yang tidak pernah dikomunikasikan adalah bagaimana sebetulnya analisis dampak lingkungan (amdal)," kata Farhan.
Kalau misalkan kita membangun jaringan rel kereta api listrik beserta dengan pembangkit listrik dan stasiun, imbuhnya, perubahan apa yang harus dihadapi. Lalu, bagaimana harus beradaptasi.
"Nah, itu enggak pernah dikomunikasikan, padahal efeknya besar. Ada beberapa tanah area yang biasanya menjadi penampung air atau ruang tempat publik masyarakat jadi menghilang," jelas bapak dua anak itu.
Dalam berinteraksi dengan para warga, beruntung Farhan fasih berbahasa Sunda sehingga diakuinya tidak ada kendala. "Saya karena saya orang Bandung jadi pakai bahasa Sunda saja ya. Yang paling penting kita mesti menemukan analoginya," kata laki-laki keturunan Aceh itu.
Selektif
Mantan penyiar radio itu juga berharap, kelak jika terpilih dia masih dapat berpartisipasi dalam program di TVRI dan RRI. "TVRI sama RRI ini adalah sebuah lembaga penyiaran publik. Jadi, memang sudah tempatnya kita untuk berkarya," sebutnya.
Namun, jika nantinya Farhan belum berhasil, dia akan meneruskan karier keartisan dan aktif dalam komunitas seni Panatik di Bandung. Suami dari Aryatri itu menegaskan, dirinya akan selektif memilih tawaran, termasuk ketika mengisi acara.
"Iklannya sangat selektif, bukan iklan sembarangan. Tapi saya akan masih terlibat dalam dunia hiburan, khususnya yang menyangkut industri," pungkas aktor kelahiran Bogor itu. (Medcom.id/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved