Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
YAYASAN Jurnal Perempuan (YJP) meluncurkan Jurnal Perempuan (JP) 100 tentang kontribusi perempuan dalam 20 tahun terakhir di Indonesia. Perempuan saat ini disebut bukanlah kaum lemah.
"Kita sering dengar feminisme itu identik dengan aliran barat dan kerap di kecam. Namun pada sejarahnya di Indonesia feminisme itu sudah ada dari sebelum kemerdekaan," kata Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan Atnike Nova Sigiro di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 27 Maret 2019.
Menurut dia, feminisme di Indonesia selalu mendapat tekanan dari masa ke masa. Jurnalnya pun, kata Atnike, merupakan bukti dari kerja perempuan dalam pembangunan negeri.
"Edisi ini secara khusus memotret gerakan perempuan dari reformasi hingga saat ini," ucap Atnike.
Atnike menjelaskan perempuan di Indonesia sudah banyak membawa pembaruan dari untuk Indonesia. Hal itu sudah jelas sejak masa penjajahan.
"Kartini dan lainnya banyak berjuang menyetarakan kesejahteraan perempuan saat masa itu," ujar Atnike.
Di masa Orde Baru pun, perempuan sering muncul. Saat reformasi, kata Atnike, perempuan hadir seperti gerakan ibu peduli yang populer saat itu.
Sejalan dengan perkembangan zaman, tokoh perempuan pun semakin banyak lahir di Indonesia. Kini, perempuan sudah setara dengan laki-laki.
"Kita memiliki tokoh perempuan yang memperjuangkan hak perempuan dari pendidikan, seksual dan sekarang ekonomi," tutur Atnike.
Selama 20 tahun pantauan Jurnal Perempuan, Indonesia semakin memikirkan tentang nasib tentang Kaum Hawa. Saat ini, sudah banyak peraturan maupun undang-undang yang melindungi perempuan dari segi perlindungan maupun hak dan kewajiban.
"Kita melihat undang-undang yang saat ini sudah melindungi perempuan dari berbagai aspek seperti politik, pemilih dan kekerasan dalam rumah tangga," terang Atnike.
Untuk itu, Atnike menilai paham feminisme di Indonesia sudah bukan lagi budaya barat. Paha mini sudah menjadi norma yang menyatu dalam budaya Indonesia.
"Indonesia sudah melakukan perkembangan feminisme dari global. Secara tidak langsung kultur itu sudah ada pada kita," kata Atnike.(medcom/OL-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved