Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Selamatkan Badak Sumatra Melalui Pengembangbiakan Buatan

Ardi Teristi Hardi
03/3/2019 14:00
Selamatkan Badak Sumatra Melalui Pengembangbiakan Buatan
(Wikipedia)

POPULASI badak Sumatra di Sumatra dan Kalimantan saat ini sudah dalam keadaan sangat kritis, dan mengalami risiko kepunahan yang sangat tinggi. Rencana pengembangbiakan buatan akan dilakukan untuk menjaga populasi badak Sumatra.

Badak Sumatra pun sekarang diperkirakan kurang dari 100 ekor. Jika tidak ada aksi darurat yang cukup revolusioner, badak Sumatra diperkirakan akan punah dalam waktu kurang dari 10 tahun. Badak Sumatra menjadi salah satu satwa prioritas dari 25 satwa yang dikonservasi.

Direktur Konservasi Keanekargaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indra Exploitasia, ditemui saat kunjungan ke Barumun Nagari Wildlife Sanctuary, Sumatra Utara, menyebut satwa dilindungi yang paling kritis adalah badak Sumatra.

Pasalnya, satwa ini susah berkembang biak karena hidupnya soliter dan ketemu pasangannya susah karena jumlahnya sedikit.

Baca juga:  Kenaikan Suhu Laut Pangkas Suplai Ikan

Ia menjelaskan, fungsi konservasi adalah pengawetan, perlindungan, dan pemanfaatan lestari.

"Perlu kerja sama dari semua mitra, seperti NGO dan masyarakat (untuk meningkatkan populasi badak sumatera)," kata dia, Jumat (1/3) sore.

Targetnya, populasi badak Sumatra paling tidak bisa meningkat 10% dari populasi sekarang dalam lima tahun ke depan.

Direktur Tropical Forest Conservation Action-Sumatra (TFCA-Sumatra), Samedi, Jumat (1/3) malam, di Padang Sidempuan, Sumatra Utara menyebut, saat ini, populasi badak Sumatra terpencar di beberapa kantong di Leuser Timur, Leuser Barat, Bukit Barisan Selatan, dan Way Kambas di Pulau Sumatera serta di Kutai Barat dan Mahakam Ulu di Kalimantan.

Kepadatan populasi yang rendah akibat dari laju perkembangbiakan yang rendah membuat populasi badak semakin terancam. Pasalnya, badak Sumatra hidup soliter dengan masa subur yang singkat.

Di sisi lain, badak Sumatra juga semakin terdesak karena kehilangan habitat dan tingginya tingkat perburuan liar. Cula badak Sumatra masih menjadi daya tarik para pemburu untuk terus mencari badak Sumatra.

Selain itu, lanjut dia, ada ancaman patologi reproduksi yang membuat badak Sumatra sulit berkembang biak. Hal tersebut didasarkan temuan, badak-badak betina yang berada di dalam Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas, Lampung, dan Malaysia terkena patologi. Patologi reproduksi tersebut diyakini juga menyerang badak Sumatra di alam.

Oleh sebab itu, aksi darurat sangat perlu dilakukan. Semua badak Sumatra di Bukit Barisan Selatan akan ditangkapi dan dibawa ke suaka badak di Waykambas untuk dikembangbiakkan secara buatan.

"Pengembangbiakan buatan juga akan memanfaatkan bantuan teknologi," kata dia.

Di wilayah Sumatra bagian Utara, yaitu di Gunung Leuser, imbuh dia, juga ada tiga kantung badak Sumatra, tetapi jumlahnya kurang dari 15 sehingga juga harus ditangkap dan dikembangbiakan secara buatan.

Di sana  rencananya juga akan dibuat suaka badak agar bisa dikembangbiakkan. Setelah pengembangbiakan berhasil, badak tersebut akan dilepasliarkan ke alam. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik