Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Moderasi Beragama Perlu Masuki Ruang Digital

Dhika Kusuma Winata
28/2/2019 16:44
Moderasi Beragama Perlu Masuki Ruang Digital
(Ade Alawi/MI)

USAHA melakukan moderasi beragama Islam dinilai perlu bertransformasi. Menyebarkan moderasi sebaiknya tidak sekadar melalui ruang dakwah konvensional seperti masjid dan komunitas secara offline, tetapi juga perlu masuk ke ruang digital. Dengan demikian, moderasi bisa menjangkau masyarakat lebih luas khususnya generasi muda.

Hal itu disampaikan Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Oman Fathurrahman, dalam diskusi bertajuk Membangun Peradaban Islam dari Masjid di Era 4.0 yang digelar Masjid Nursiah Daud Paloh di kompleks Media Group, Jakarta, Rabu (27/2) kemarin.

Baca juga: Jokowi akan Undang Komunitas Kesehatan Bahas JKN

Menurut Oman, ciri kehidupan sosial di era Revolusi Industri 4.0 yang serba digital perlu dipahami para pemuka agama dan pendakwah. Cara masyarakat mencari sumber nilai keagamaan kini telah bergeser seiring dengan kemajuan pesat teknologi. Dunia digital kini digunakan sebagai wahana berdakwah.

"Peran masjid tetap penting karena masjid merupakan rumah menegakkan hal-hal baik (amar maruf nahi munkar). Namun, kita agak gagap untuk bisa beradaptasi menyediakan asupan keagamaan di era digital ini," ungkap Oman.

Ia menyatakan, ruang digital saat ini menjadi arena kontestasi. Sayangnya, ruang itu kini lebih condong didominasi nilai keagamaan yang menjurus kepada eksklusifitas.

Menurutnya, para pegiat masjid yang peduli dengan cara beragama yang inklusif dan toleran perlu terjun merebut ruang digital. Terlebih, di tahun politik ini sentimen keagamaan kerap dimanfaatkan untuk menebar kebencian sesama anak bangsa.

Baca juga: Katak Jenis Baru Ditemukan, Namanya Gadjah Mada

"Ruang medsos dan ruang publik digital lainnya itu harus kita isi karena itu merupakan ruang kontestasi. Bagaimana kita agar membuat ruang keagamaan yang mengedepankan adab (civilized)," tegasnya.

Ia menyarankan berbagai penyesuaian perlu dilakukan masjid dalam menyebarkan moderasi beragama. Isi dakwah sebaiknya juga disebarkan melalui kanal-kanal digital baik itu media sosial maupun website. Konten digital juga perlu dikemas secara atraktif guna menjaring audiens muda. Diskusi ini mengawali Rapat Kerja Dewan Kemakmuran Masjid Nursiah Daud Paloh, Kompeks Media Group, 2019. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya