Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PERBANYAK minum, jangan menunggu haus. Lebih sering bergerak, tinggalkan hobi duduk santai berlama-lama. Jangan makan berlebihan, secukupnya saja agar berat badan terjaga.
Nasihat-nasihat itu kerap diucapkan dokter. Mungkin terdengar sepele hingga kerap diabaikan. Padahal, perilaku sederhana itulah yang akan menyelamatkan kita dari ancaman berbagai penyakit. Termasuk timbulnya batu di saluran kemih. Baik itu di ginjal, ureter (saluran urine dari ginjal ke kantong kemih) maupun kantong kemih.
"Mayoritas kasus batu saluran kemih karena gaya hidup tidak sehat," ujar dokter spesialis urologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ), Jakarta, dr Marto Sugiono SpU, pada diskusi kesehatan di rumah sakit tersebut, pekan lalu.
Ia mengingatkan, batu saluran kemih tak boleh diabaikan, harus ditangani secara tepat sebab bila terlambat ditangani, batu ginjal dapat membesar dan menyumbat aliran urine sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat permanen.
"Jadi, bisa merusak ginjal yang pada akhirnya bisa menyebabkan gagal ginjal," katanya.
Hal senada juga disampaikan dokter lain dari Urology Center SHKJ, dr Charles M Hutasoit SpU. Ia menjelaskan, 75% kasus batu saluran kemih disebabkan faktor gaya hidup, seperti kurangnya asupan cairan, asupan garam dan kalsium berlebihan, konsumsi obat-obatan tertentu, kurang gerak, dan obesitas. Faktor lainnya yaitu memiliki riwayat batu ginjal dan asam urat tinggi.
"Kalsium dan asam urat berlebih dalam urine dapat menjadi endapan kristal yang menumpuk dan mengeras sehingga membentuk batu ginjal," terangnya.
Faktor-faktor ekstrinsik atau pengaruh dari luar tubuh juga turut menyebabkan timbulnya batu ginjal, yakni faktor iklim. Iklim yang panas, seperti di Indonesia, membuat penguapan air dari tubuh lebih banyak. Hal itu semestinya diimbangi dengan asupan minum yang cukup.
"Semua orang berisiko terkena batu ginjal. Namun, yang lebih berisiko yakni laki-laki. Di Indonesia, prevalensi batu saluran kemih pada laki-laki mendekati 20% dan umumnya terjadi pada usia produktif 20-50 tahun," imbuhnya.
Dokter Charles mengatakan ketika batu masih kecil, penderita umumnya tidak merasakan gejala mengganggu. Jika batu sudah membesar biasanya penderita merasa nyeri di sekitar pinggang. Rasa sakitnya hilang timbul. "Gejala lain, urine berwarna keruh atau kemerahan," ucapnya.
Metode ESWL
Terkait dengan pengobatan, dokter Marto menjelaskan obat-obatan bisa mengatasi batu ginjal yang berukuran kecil, tidak lebih dari 5 milimeter. Batu yang lebih besar dari itu membutuhkan metode penanganan lainnya, seperti extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) yang utamanya digunakan untuk mengatasi batu yang terbentuk dalam ginjal (batu ginjal).
"ESWL merupakan solusi efektif dengan triple focus yang memiliki daya penghancuran batu ginjal lebih optimal, minimal radiasi, serta hanya menimbulkan sedikit ketidaknyamanan,” paparnya.
Dokter Charles memaparkan cara kerja ESWL. Metode tersebut merupakan tindakan noninvasif (tanpa pembedahan). ESWL menggunakan energi gelombang suara kejut untuk menembak batu ginjal. Batu ginjal yang berukuran hingga 2 sentimenter bisa diatasi dengan ESWL.
"Batu dihancurkan menjadi butiran-butiran kecil dan akan keluar secara alami melalui saluran kencing," ujarnya.
ESWL, sambung dia, memberi sejumlah keuntungan bagi pasien. Di antaranya tidak memerlukan pembedahan dan dapat dilakukan tanpa pembiusan. "Jadi, pasien cukup one day care. Setelah tindakan bisa langsung pulang. Tindakannya hanya berlangsung 1 jam. Pasien tidak perlu dibius, hanya diberikan analgetik (antinyeri) dan sedasi," tuturnya.
Dalam pelaksanaan metode tersebut, lanjut dokter Charles, pasien akan berbaring dalam posisi tertentu di meja perangkat ESWL agar batu ginjal dapat ditemukan menggunakan USG dan sinar X yang terintegrasi dengan perangkat ESWL. Setelah posisi batu ditentukan, gelombang kejut 'ditembakkan' ke arah batu.
"Setelah selesai pasien diminta minum banyak cairan untuk membilas keluar serpihan-serpihan batu ginjal hasil tembakan ESWL," urainya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved