Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Pilihan Terapi untuk Meminimalkan Stretch Marks

MI
20/2/2019 09:25
Pilihan Terapi untuk Meminimalkan Stretch Marks
(THINKSTOCK)

STRETCH marks sering kali menjadi istilah yang cukup menakutkan bagi kaum perempuan yang selalu ingin tampil sempurna. Sayangnya, timbulnya stretch marks yang ditandai dengan guratan atau garis-garis keputihan di kulit kadang tak dapat dihindari. Proses kehamilan, misalnya, sering meninggalkan stretch marks di area perut.

Dokter spesialis kulit dari Rumah Sakit Premier Bintaro, dr Amaranila Lalita Drijono SpKK, menjelaskan stretch marks terjadi karena tubuh bertumbuh lebih cepat daripada elastisitas dan perkembangan kulit. Seperti yang terjadi pada ibu hamil atau orang yang mengalami kegemukan. Tingkat keparahannya dipengaruhi beberapa faktor, seperti faktor genetik, derajat peregangan kulit yang terjadi, dan kadar hormon kortisol dalam tubuh, yakni hormon yang dapat melemahkan elastisitas kulit.

"Stretch marks umumnya dialami orang yang kulitnya mengandung sedikit kolagen atau protein yang membuat kulit lentur. Stretch marks dapat terjadi pada kulit di bagian perut, payudara, pinggul, bokong, atau paha," ujar dr Nila pada seminar bertajuk Tampil Percaya Diri dengan Gurat Kehamilan (Stretch Marks) yang Kini Dapat Diperbaiki di RSPB, Tangerang Selatan, Sabtu (16/2).

Sebelum stretch marks terbentuk, tutur dr Nila, kulit akan menipis dan muncul garis-garis atau guratan kemerahan, kadang disertai rasa gatal-gatal. Lama-kelamaan garis-garis itu akan berubah menjadi berwarna putih. "Warna merah pada kulit muncul karena lapisan dermis yang menipis membuat pembuluh darah di bawahnya muncul dan tampak ke permukaan. Guratan itu menjadi putih setelah pembuluh darah mengerut," tambah dr Nila.

Pada dasarnya, lanjut dr Nila, stretch marks terbentuk karena rusaknya elastisitas kulit sehingga terbentuk guratan pada kulit. Karena secara anatomi kulit sudah mengalami kerusakan, stretch marks yang sudah terjadi tidak dapat dihilangkan 100%. Namun, jangan khawatir karena penampakannya bisa diminimalkan dengan tindakan-tindakan medis.

Dokter Nila menerangkan, beberapa terapi yang dianjurkan di antaranya penggunaan krim tretinoin yang bekerja dengan meningkatkan pembentukan kolagen di kulit. Akan tetapi, krim ini hanya efektif untuk memperbaiki stretch marks yang usianya kurang dari 2-3 bulan dan masih berwarna kemerahan. Krim tretinoin juga tidak dapat digunakan pada ibu hamil dan menyusui.

Terapi lainnya, dengan laser yang bekerja menstimulasi pembentukan kolagen, elastin, dan melanin di kulit. Selain itu, ada terapi mikrodermabrasi atau peremajaan kulit untuk menghilangkan lapisan kulit paling luar dan memicu pertumbuhan lapisan kulit baru yang lebih elastis. Terapi ini efektif untuk stretch marks yang usianya sudah lama.

"Selain itu, berkat berkembangnya teknologi sekarang kita memiliki alat bernama Fractional Radiofrequency. Energi radiofrekuensi yang dihasilkan dapat masuk ke dalam kulit dan merangsang terbentuknya kolagen untuk memperbaiki guratan-guratan stretch marks," papar dr Nila.

Evaluasi terapi itu dilakukan dengan alat pemindai yang dapat menilai apakah guratan pada kulit sudah membaik atau belum. "Jadi, perkembangan hasil terapi dapat kita nilai secara objektif, bukan subjektif," jelasnya. (*/H-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik