Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
INDONESIA sebagai negara endemis penyakit demam berdarah dengue (DBD) disarankan untuk menambah langkah pencegahan dengan memberikan vaksin dengue pada anak-anak. Namun, langkah pencegahan lain seperti pemberantasan jentik nyamuk juga tak boleh diabaikan. Demikian dikatakan Ketua Indonesian Technical Advisory Group of Immunization,, Prof dr Sri Rezeki S Hadinegoro, di Jakarta, kemarin. “Kejadian infeksi dengue di Indonesia masih mengkhawatirkan walaupun angka kematian dapat diturunkan di bawah 1%. Ini harus mendapat perhatian dan sejak 2010 terjadi pergeseran angka kejadian infeksi dengue pada kelompok yang lebih tua,” ujar Prof Sri yang juga Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu. Vaksin dengue, yakni Dengvaxia, telah direkomendasikan WHO sejak 2016 setelah melalui uji klinis selama enam tahun di beberapa kota di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Vaksin itu juga sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).
“Vaksin tersebut bekerja dengan menghasilkan antibodi netralisasi untuk melawan infeksi virus dengue,” imbuh Prof Sri. Vaksin dianjurkan untuk diberikan pada anak usia 9-16 tahun yang pernah terkena virus dengue. Vaksin diberikan sebanyak tiga suntikan dengan interval enam bulan. Penelitian menunjukkan vaksin itu bermanfaat pada pengurangan kejadian infeksi dengue simtomatis (bergejala) sebesar 65,5%, mengurangi perawatan rumah sakit 80,8%, dan dengue berat 92,9%. “Dari penelitian yang dilakukan kepada anak-anak berusia 2-14 tahun vaksin tersebut memiliki efikasi yang baik pada usia di atas 9 tahun.
Badan POM juga memberikan izin dengan indikasi untuk anak usia 9-16 tahun yang sudah pernah positif virus dengue,” terang Prof Sri. Vaksin tidak boleh diberikan pada anak yang belum pernah terinfeksi virus dengue. Jadi, sebelum vaksin harus dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah si anak sudah pernah terpapar virus dengue atau belum. Pada kesempatan itu Prof Sri juga mengingatkan, meski sudah ada vaksinasi, langkah pencegahan DBD lainnya tetap harus digencarkan. Seperti, menjaga kebersihan, memberantas jentik dan nyamuk, serta melindungi diri dari gigitan nyamuk.
Masih perlu kajian
Saat ini vaksin dengue sudah tersedia di rumah sakit-rumah sakit besar dan dapat diperoleh masyarakat secara mandiri. Vaksin dengue belum masuk program imunisasi dasar yang dijalankan pemerintah karena sejumlah alasan. “Belum masuk program karena kita masih memerlukan kajian seperti cost benefi t-nya, juga rekomendasi dari para ahli imunisasi,” ujar Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, kemarin. Sejak Januari hingga awal Februari lalu, total jumlah kasus DBD di Tanah Air mencapai 16.692 kejadian dengan korban meninggal dunia 169 orang. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved