Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Gema Literasi dari Cirebon

(UL/H-3)
04/2/2019 08:00
Gema Literasi dari Cirebon
(MI/NURUL HIDAYAH)

PADA siang yang terik, sebuah odong-odong bergambar aneka tokoh kartun tiba di halaman Pos Pantau Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Jawa Barat di Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Begitu selesai diparkir, puluhan anak yang berada di dalam kendaraan yang telah dimodifikasi itu berebut turun. Sambil tertawa, mereka berlari ke salah satu ruangan di pos pantau itu.

Setelah membuka alas kaki, anak-anak yang masih menggunakan seragam dari sekolah itu terlihat menenteng sebuah buku di tangan. Sebagian dari mereka duduk di dalam pos, tetapi banyak juga yang memilih duduk di kapal nelayan yang bersandar di depan pos.

Di kapal itu, anak-anak membuka lembar demi lembar buku yang ada di tangan dan mulai membaca. Angin pantai bertiup sayup-sayup membuai mereka hingga tiba di lembar terakhir buku.

Pos Polairud Jabar yang digunakan untuk memantau dan menjaga keamanan di pesisir pantai Cirebon itu difungsikan sebagai taman bacaan sejak Desember 2018. Salah satu ruangan disulap menjadi sebuah ruangan ramah anak, berpen-dingin udara, dan dilengkapi rak penuh ratusan buku.

Animo masyarakat untuk mengunjungi Taman Bacaan Anak Pesisir Kota Cirebon ternyata sangat tinggi. Pada jam-jam tertentu, ruangan itu tak mampu menampung pengunjung dalam jumlah banyak. Anak-anak pun dibebaskan untuk membaca di luar pos, dengan syarat buku yang dibaca dikembalikan ke tempat asalnya.

"Setiap Sabtu yang datang lebih dari 150 anak," ungkap salah satu relawan Gelemaca yang mengelola taman bacaan tersebut, Andi Rahman.

Berawal dari keprihatinan akan minat baca di daerah pesisir, komunitas yang terdiri atas guru SD/MI itu berniat membuat taman bacaan.

Gayung bersambut, salah satu perusahaan swasta di daerah itu, Cirebon Electric Power, menyalurkan kontribusi CSR-nya untuk membuat sebuah taman bacaan. Di sisi lain, Polairud Polda Jabar merelakan sebagian ruangan pos.

Andi mengungkapkan gagasan pembentukan taman bacaan itu didasari survei yang menyebutkan banyak anak di daerah pesisir yang butuh bimbingan membaca.

Menurut Andi, pada awalnya taman bacaan hanya didatangi 20-30 anak. Semakin hari, jumlah anak yang datang kian banyak. "Dari mulut ke mulut, anak-anak mengabarkan adanya taman bacaan ini."

Taman Bacaan Anak Pesisir Kota Cirebon dibuka mulai pukul 14.00 WIB. Namun, ada petugas yang berjaga di tempat jika ada anak-anak yang datang lebih awal.

Anak-anak yang datang tidak hanya dari Citemu, tetapi juga dari Desa Bandengan, Warudur, Kanci Kulon, dan Kanci. "Orangtuanya sudah memercayakan anak-anak mereka untuk membaca di sini sepulang sekolah," ungkap sopir odong-odong yang mengantar-jemput anak-anak ke taman bacaan, Rasim.

Dalam sehari, Rasim bisa berkali-kali mengantarkan anak-anak tersebut. Ia pun tidak mematok biaya tertentu.

"Ada yang bayar Rp3.000, saya terima. Ada juga yang bayar Rp1.000, ya, saya terima," ungkap Rasim yang sebelumnya menjadi pengantar barang.

Untuk menarik minat anak-anak, relawan Gelemaca juga menghadirkan ikon Gatotmaca untuk menggiatkan gerakan literasi di daerah pesisir. Selesai membaca, anak-anak diminta untuk menuliskan garis besar cerita pada sebuah jurnal khusus.

"Gerakan literasi sebenarnya tidak hanya membaca, tetapi juga menulis," ungkap Andi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik