Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

BPNT Ampuh Turunkan Angka Kemiskinan

Haufan Hasyim Salengke
23/1/2019 11:00
BPNT Ampuh Turunkan Angka Kemiskinan
Warga melintas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (10/1/2019). Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita optimis angka kemiskinan di Indonesia dapat turun dibawah 9,5 persen pada tahun 2019 melalui upaya sejumlah prog(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

HASIL survei sosial nasional (Susena) menunjukkan di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla angka kemiskinan menurun dengan rasio gini membaik.

Pemerintah berhasil menurunkan angka kemiskinan ke angka satu digit dari 10,12% pada September 2017 menjadi 9,82% pada Maret 2018. Capaian ini, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), disebabkan antara lain oleh bantuan sosial (bansos) yang meningkat 87,6%.

Pada 2019, pemerintah berupaya agar angka kemiskinan turun menyentuh angka 9,3%. Presiden Joko Widodo mengarahkan agar penerima bansos beras sejahtera (rastra) bertransformasi menjadi bantuan pangan nontunai (BPNT). Cara itu dianggap mendukung pengurangan angka kemiskinan.

Kementerian Sosial, yang menjalankan program itu, terus mempercepat penyaluran dan daya jangkau BPNT sejak dijalankan pada 2017.

Program yang bekerja sama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) itu menyalurkan bantuan sebesar Rp110.000 langsung ke rekening penerima bansos melalui mekanisme akun elektronik berupa bahan pangan beras dan telur.

Baca juga: Penentuan Jenis Layanan Urun Biaya Mesti Libatkan Masyarakat

Berdasarkan data BPS 2018, program rastra dan BPNT memberikan kontribusi untuk memperkuat konsumsi beras masyarakat sebesar 30,49%.

Dirjen PFM Kementerian Sosial Andi ZA Dulung mengatakan mereka selalu memperbaharui data supaya penerima bantuan BPNT tepat sasaran.

"Saya kira datanya sudah bagus. Kita sudah punya dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah sesuai yang diatur oleh Undang-Undang No 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin," ujarnya saat ditemui, Selasa (22/1).

Ketepatsasaran dalam penyaluran BPNT, ia sebut sangat krusial karena menentukan dalam penurunan angka kemiskinan nasional.

Sejak dimulai Januari 2017, program BPNT disebut sudah menjangkau 10.200.000 keluarga hingga akhir Desember 2018.

Kemensos menargetkan, tahun ini, semua keluarga penerima manfaat (KPM)---yang tadinya menerima bantuan barang berupa beras dan lainnya, sebanyak 15,6 juta KPM--sudah bertransformasi semuanya ke BPNT.

Untuk memperlancar proses peralihan ini, dari sisi infrastruktur, Kemensos tengah mengarahkan KPM untuk dapat dibantu memiliki e-warong atau fasilitas agen perbankan Himbara yang bisa digunakan untuk pencairan BPNT.

Melalui sejumlah program pengentasan kemiskinan yang dijalankan, kata Andi, Kemensos berharap angka penduduk miskin di akhir 2019 bisa di angka 9% atau kurang.

Sebelumnya, BPS merilis data tentang penurunan angka kemiskinan di Indonesia sebesar 630 ribu orang menjadi 25,95 juta orang atau 9,82% per Maret 2018, dibandingkan per September 2017 (26,58 juta orang atau 10,12%). Capaian ini menurut BPS disebabkan antara lain bantuan sosial meningkat 87,6%.

BPS menyebut program rastra dan BPNT memberikan kontribusi untuk memperkuat konsumsi beras masyarakat sebesar 30,49%. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya