Sejumlah Negara Asia Hambat Pembahasan Kesepakatan Perubahan Iklim
Siswantini Suryandari
08/12/2015 00:00
()
MALAYSIA, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan negara-negara Afrika tetap bersikukuh agar negara-negara maju membantu negara-negara berkembang dalam perangkat implementasi dalam mengatasi perubahan iklim.
Hal itu menjadi kendala tidak berkembangnya kesepakatan dalam COP 21 UNFCCC yang sudah mendekati akhir pelaksanaan. Hingga saat ini pembahasan tidak ada perkembangan. Perangkat implementasi yang dimaksud mencakup pendanaan, transfer teknologi dan pembangunan kapasitas.
“Bahkan tidak ada perubahan sama sekali karena negara-negara tersebut tidak ada perubahan. Mereka menginginkan negara maju membantu sepenuhnya. Maka kami serahkan dalam dua hari ini untuk dibahas di tingkat menteri. Selesai tidak selesai ya harus selesai,†ujar Dirjen Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nur Masripatin kepada wartawan, Senin (7/12|) sore.
Indonesia, lanjut Nur Masripatin, sebetulnya bisa melangkah lebih lanjut tanpa harus menunggu negara-negara lain. “Tapi Indonesia anggota G 77 dan ASEAN. Sementara banyak negara anggota G 77 dan ASEAN yang kukuh negara maju harus membantu sepenuhnya negara berkembang,†jelasnya.
Sedangkan negara-negara maju ada yang tidak mau membantu sama sekali kepada negara-negara berkembang. Seperti Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa dengan alasan internal ekonomi.
Berbeda di sektor kehutanan, Indonesia menjadi ketua dan menjadi tempat solusi dalam mengatasi persoalan hutan di level ASEAN.
“Ya kalau di sektor kehutanan sudah melangkah jauh, namun untuk pembahasan agar mencapai kesepakatan soal perangkat implementasi ini tidak pernah ada kemajuan dari dulu. Kalau secara teknologi pun Indonesia banyak ahlinya. Intinya Indonesia mampu, tapi kita harus ada solidaritas dengan anggota G 77 dan ASEAN,†tambahnya.
Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim Rachmat Witoelar menambahkan bahwa Indonesia sudah berusaha keras agar pelaksanaan COP UNFCCC bisa sukses dan mencapai kesepakatan.
“Saya juga sudah berbicara dengan Presiden COP 21 Laurent Fabius dan Sekretaris Eksekutif UNFCCC Christiana Figueres bahwa kondisi perundingan masih belum ada perubahan. Tapi kami terus bekerja sama agar ada perubahan,†jelasnya.
Dalam dua hari ini sejak kemarin hingga hari ini (Senin-Selasa, 7-8/12), seluruh pembahasan yang belum selesai di tingkat negosiator akan diselesaikan di tingkat menteri. Indonesia diwakili Rachmat Witoelar dalam penyelesaian kesepakatan selama dua hari itu.
Ãndonesia akan terus menggunakan strategi dan terus berkomunikasi dengan negara-negara lain agar bisa terpecahkan semuanya. Jangan sampai pertemuan di Paris ini menemui jalan buntu,†harapnya. (Q-1)