Robot Layanan Pelanggan Masuki Pasar Indonesia

Dhika Kusuma Winata
15/12/2018 18:55
Robot Layanan Pelanggan Masuki Pasar Indonesia
MI/R.Muhammad Zen(MI/R.Muhammad Zen)

ROBOT untuk keperluan layanan pelanggan berpenetrasi ke pasar dalam negeri. Robot yang diperuntukkan untuk perusahaan di industri jasa kini tersedia salah satunya melalui Puri Robotics (PT Pusat Robot Indonesia).

Presiden Direktur Puri Robotics Jully Tjindrawan mengatakan pasar jasa robotik ke depan akan semakin besar. Tak hanya secara global tapi juga di Tanah Air. Robot layanan pelanggan akan menggantikan pekerjaan manusia. Itu biasanya pada pekerjaan yang repetitif atau berulang. Robot-robot tersebut ada yang bekerja otonom atau melalui sistem kontrol.

"Potensi penggunanya bisa banyak sekali mulai dari rumah sakit, restoran, perkantoran, bandara, hingga rumah tangga," kata Jully dalam seremoni perkenalan lima robot Puri Robotics yang digelarndi Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Sabtu (15/12).

Hingga saat ini, tutur Jully, pihaknya menyiapkan lima jenis robot yang didatangkan dari Jepang dan Tiongkok. Lima robot layanan tersebut dinamai Snow, Amy, Amy Plus, Alice, dan Alice Pro. Rata-rata robot menggunakan teknologi kecerdasan buatan, kemampuan navigasi, pengenalan wajah, dan membaca perkataan manusia. Robot bisa berfungsi layaknya resepsionis, menampilkan iklan, hingga sebagai mesin pembayaran.

Menurutnya, sejumlah sektor jasa sudah melirik robot layanan pelanggan yang ditawarkan Puri Robotics untuk digunakan. Antara lain pengelola bandara, rumah sakit, dan perkantoran. Ia mengatakan robot-robot Puri Robotics akan tersedia secara resmi mulai awal tahun depan. Robot bisa dibeli maupun disewa.

Menkominfo Rudiantara yang turut hadir dalam peluncuran robot tersebut, mengatakan era digital dan revolusi industri 4.0 saat ini tak bisa dipungkiri bakal banyak tenaga manusia yang tergantikan oleh mesin atau robot. Khususnya pada pekerjaan berulang.

"Semua yang repetitif akan digantikan dengan proses baru yang lebih efisien, yaitu robot yang di dalamnya ada teknologi kecerdasan buatan, sensor, dan sebagainya. Itu mau tidak mau seperti itu ke depan," ucapnya.

Ia menuturkan tren itu sekarang sudah terjadi. Seperti layanan pelanggan (customer service) pada bank yang sudah menggunakan chatbot. "Bahkan akuntan juga fungsinya bisa digantikan oleh teknologi blockchain," ungkapnya.

Meski begitu, Rudiantara menegaskan revolusi industri 4.0 tak selalu menjadi ancaman. Peluang-peluang pekerjaan baru juga bermunculan. Misalnya pekerjaan pengembang (developer) dan teknisi digital. Menurut dia, sumber daya manusia (SDM) di bidang tersebut masih minim.

"Yang perlu dilakukan menguasai bidang robot atau digital itu sendiri. Sumber daya manusia akan jadi semakin penting dalam pengembangan keterampilan. Orang Indonesia harus punya keterampilan di bidang teknologi ini," imbuhnya.

Kemenkominfo sendiri, lanjut Rudiantara, telah memulai program Digital Talent Scholarship menggandeng sejumlah perguruan tinggi untuk mencetak SDM bidang digital. Program itu ditargetkan dapat menjangkau 20.000 anak muda pada 2019. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya