Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

20 Tahun Berjalan, COREMAP LIPI Paparkan Status Karang Indonesia.

Fachry Prayasi
10/12/2018 18:34
20 Tahun Berjalan, COREMAP LIPI Paparkan Status Karang Indonesia.
(MI/Fachry Prayasi)

LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) konsisten melakukan penelitian status terumbu karang sejak tahun 1998. Program yang dijalankan Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI itu telah memasuki tahun ke-20, berbagai data dan informasi ilmiah seputar upaya restorasi serta pengelolaan ekosistem pesisir seperti terumbu karang, mangrove, dan lamun pun dipaparkan.

Dari hasil kegiatan monitoring dan pengukuran terkini, luas terumbu karang Indonesia mencapai 25 ribu kilometer persegi. Jumlah tersebut menunjukan 10% dari total terumbu karang dunia berada di Indonesia, sementara total terumbu karang dunia mencapai 284.300 kilometer persegi.

Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah, menyebutkan, saat ini Indonesia memiliki keanekaragaman jenis karang yang paling tinggi.

“Sebanyak 569 jenis dari 82 marga dan 15 suku, atau sekitar 70% lebih jenis karang dunia, ada di Indonesia. Lima jenis di antaranya merupakan jenis yang endemik,” ujar Dirhamsyah dalam acara bertajuk Ekspose 20 tahun COREMAP: Implementasi Riset dalam Pembangunan Kelautan Indonesia, di kantor P2O LIPI, Senin (10/12).

Baca Juga: LIPI: Perubahan Iklim Akibatkan Terumbu Karang Rusak

Melalui berbagai ekspedisi, LIPI melakukan pemetaan potensi sumber daya pesisir. Ekspedisi Nusa Manggala sebagai salah satu ekspedisi LIPI yang saat ini sedang berjalan untuk memetakan potensi di pulau-pulau terluar Indonesia pun telah mencatatkan beberapa temuan data.

Beberapa titik yang dieksplor tim Nusa Manggala, di antaranya Pulau Yiew, memiliki tutupan karang dengan kondisi sedang yakni 26% dengan 44 spesies ikan karang, 29 spesies moluska, dan 12 spesies burung. Dua di antara spesies burung yang ditemukan adalah jenis endemik. Sedangkan Pulau Brass-Fanildo memiliki atol yang sangat luas dan indah. Di dalam atol tersebut tersimpan beberapa jenis karang hias, dengan status tutupan karang yang baik yakni 65%.

"Kami harap temuan data yang disampaikan LIPI bisa berguna untuk berbagai keperluan, khususnya lingkup pemantauan ekosistem atau edukasi studi lanjutan," tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya