Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SETELAH menuntaskan dua sesi perjalanan ke pulau-pulau terluar, tim peneliti oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang tergabung dalam Ekspedisi Nusa Manggala kembali melanjutkan perjalanan menuju Kepulauan Ayau, Raja Ampat. Berlayar dari Pelabuhan Sorong, Papua, Kapal Baruna Jaya VIII milik LIPI akan membawa 32 peneliti dan operator yang tergabung dalam Ekspedisi Nusa Manggala.
Ekspedisi yang terbagi menjadi tiga sesi perjalanan ini akan mengakhiri eksplorasi di Kepulauan Ayau, Raja Ampat. Setelah sebelumnya juga melakukan penelitian di Pulau Liki Kabupaten Sarmi, Pulau Bepondi Kabupaten Supiori, dan Pulau Miossu Kabupaten Tambrauw, Papua, pada sesi kedua.
Baca juga: Malacca Strait Jazz Dihelat Lagi
Chief Scientist sesi kedua Ekspedisi Nusa Manggala I Wayan Eka Dharmawan pun memaparkan hasil sementara dari ekspedisi tersebut di antaranya, Pulau Liki memiliki potensi untuk wisata bahari dan konservasi.
Kepulauan Ayau merupakan bagian dari Kabupaten Raja Ampat yang letaknya berada di paling Utara, dan kepulauan yang terluas dibandingkan kepulauan lain dalam ekspedisi ini. Menurut Chief Scientist Ekpedisi Nusa Manggala sesi ketiga Muhammad Hafizt, tim peneliti akan menghabiskan waktu hingga lima hari di Ayau.
"Kepulauan Ayau teridiri dari beberapa gugusan Pulau, sehingga dalam waktu lima hari tidak memungkinkan mengeksplorasi pulau-pulau tersebut secara menyeluruh. Namun saya berharap tim peneliti mampu bekerja secara maksimal. Semoga masyarakat yang kami jumpai juga bisa menerima kami secara terbuka, sehingga dapat membantu kelancaran eksplorasi," ungkap Hafizt di Pelabuhan Sorong, beberapa saat sebelum keberangkatan, Rabu (5/12).
Peneliti di laboratorium penginderaan jauh P2O (Pusat Penelitian Oseanografi) LIPI ini menyebutkan, ekspedisi sesi terakhir Nusa Manggala ini akan sedikit berbeda dengan dua sesi sebelumnya. Pasalnya, bila dalam dua sesi ekspedisi yang lalu, tim peneliti berpindah dari satu pulau ke pulau lain. Kali ini, tim oseanografi LIPI hanya akan mengeksplorasi Kepulauan Ayau, yang terdiri dari beberapa gugusan pulau karang.
"Setelah dari Ayau, kita akan bergerak ke Pulau Budd, infonya dari Ayau cuma dua jam. Pulau Budd sebenarnya masih di kawasan kepulauan Ayau, hanya saja gugusan karangnya terpisah. Maka dari itu, kami ingin maksimal untuk mendapatkan informasi di sini (Ayau), seperti karang, Lamun, ekologi Mangrove, dan aspek sosialnya." tandasnya.
Baca juga: Usakti Gelar CECT Sustainability Award
Dalam Ekspedisi Nusa Manggala, para peneliti akan meneliti empat aspek meliputi ekologi pesisir, daya dukung lingkungan, geomorfologi, dan sosial kemanusiaan.
Dijadwalkan, sesi ketiga ekspedisi Nusa Manggala akan tiba di Kepulauan Ayau pada Jumat, (7/12). Pulau Reni menjadi tujuan pertama tim peneliti.
Sebelum memulai kegiatan penelitian, tim ekspedisi akan meminta izin ke masyarakat adat terlebih dahulu di seluruh kampung yang disinggahi. Memasuki musim barat, yang berpotensi hujan dan gelombang, Hafizt pun mengantisipasi aspek keselamatan seluruh tim, terlebih keamanan saat mobilisasi dari kapal Baruna Jaya VIII menuju darat menggunakan perahu karet. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved