Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PERAN perempuan sangat besar dalam menentukan pembangunan nasional. Perempuan, memainkan peran kunci menjadi agen perdamaian dan melakukan penguatan keluarga.
Hal tersebut mengemuka dalam Seminar Peringatan Hari Ibu ke-90 dengan tema Bersama Meningkatkan Peran Perempuan dan Laki-Laki dalam Membangun Ketahanan Keluarga untuk Kesejahteraan Keluarga di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (5/12).
Hadir dalam acara itu, Istri Presiden Ketiga Indonesia Abdurrahman Wahid, Shinta Nuriyah Wahid, Ketua Kongres Wanita Indonesia Giwo Rubianto, CEO PT. Martina Berto Martha Tilaar, dan Menteri KPPPA era kabinet Indonesia Bersatu II Linda Gumilar.
Sekretaris Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Pribudiarta Nur Sitepu yang mewakili Menteri PPPA mengatakan perempuan bisa menjadi mitra yang setara bagi laki-laki dalam membentuk ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga, imbuh Pribudiarta, menentukan keberhasilan pembangunan nasional karena keluarga melakukan pengasuhan terhadap individu.
"Pola masyarakat ditentukan oleh masyarakat, kualitas keluarga akan mempengaruhi kualitas individu dan kualitas bangsa ke depan. Keluarga wadah menyemai kasih sayang, sumber daya materi dan sumber daya waktu dalam membesarkan anak hingga pada akhirnya menjadi ketahanan keluarga. Peran perempuan sangat signifikan di sini," ujar Pribudiarta.
Baca Juga: Kaum Perempuan Harus Aktif Dukung Pembangunan
Selain berperan dalam keluarga, perempuan saat ini juga punya peluang berkontribusi pada lingkungan. Kesadaran akan posisi yang setara dengan laki-laki membuat mereka meningkatkan kualitas hidup dan potensi yang dimiliki. Namun, hal itu dibayangi oleh masih adanya kasus kekerasan terhadap perempuan terutama di rumah tangga.
Oleh karena itu, Kementerian PPPA mendorong terus digalakkannya gerakan Three End, gerakan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan, mengakhiri perdagangan orang dan mengakhiri kesenjangan ekonomi.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Kongres Perempuan Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto menuturkan peranan ibu menyiapkan generasi penerus yang unggul, berdaya saing dan nasionalis. Perempuan tidak bisa ditinggalkan dalam menyukseskan agenda tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDG's).
Peran perempuan Indonesia, lanjut Giwo, bermakna ganda. Menyiapkan generasi penerus dan berkontribusi pada bangsa. Atas alasan itu, Kongres perempuan pertama diadakan di Yogyakarta yakni memperjuangkan kesertaan dan kemerdekaan. Namun, ia menyayangkan pandangan yang masih ada saat ini dengan mengecilkan peran perempuan sebatas mengurus domestik
"Ada salah kaprah mengenai kodrat perempuan. Anggapan kalau perempuan tidak menjalankan kodratnya ke dapur, ke sumur, ke kasur, laki-laki bakal kabur. Itu salah. Kodrat menyusui, melahirkan dan mengandung," tukas Giwo.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved