Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Arsitek Berperan Cegah Pemanasan Global

Sidik P
05/10/2015 00:00
Arsitek Berperan Cegah Pemanasan Global
(DOK UBL)
KALANGAN arsitektur harus bisa berperan aktif dalam mencegah pemanasan global yang saat ini sudah semakin parah. Sebab sekitar 60% penyumbang pemanasan global, justru datang dari bagaimana arsitektur bangunan itu dirancang dan kemudian diterapkan dalam bentuk bangunan.
''Karena itu, profesi arsitek mesti mengambil peranan di sini agar tak terjadi pemanasan global yang kian parah. Itu artinya arsitek mestinya memiliki kecerdasan yang berbudi luhur,'' ujar Kepala Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur (UBL) Putri Suryandari, dalam pemaparan pidato ilmiah bertemakan Menggali Konsep Arsitektur Cerdas Berbudi Luhur Sebagai Basis Pengembangan Pendidikan Arsitektur di sela wisuda 1.359 wisudawan UBL serta Akademi Sekretari Budi Luhur Jakarta, di Jakarta, Sabtu (3/10).
Menurut dia, lantaran peranannya sangat penting, maka seorang arsitek mesti bekerja melayani penggunanya dengan menawarkan pilihan bangunan yang bijak terhadap lingkungan.
''Misalkan bagaimana kegunaan ruangan yang dimaksimalkan, dan ruangan yang fleksibel, biaya yang efektif, dan lain-lain agar dapat menekan pemanasan global,'' tambah dia.
Untuk itu, ia mengimbau kepada para pengajar teknik arsitektur dapat mengajar atau mendidik mahasiswa mereka dengan mental berbudi luhur.
''Ini penting agar karya yang dihasilkan bisa bermanfaat bagi bumi dan makhluk lainnya tanpa menambah kian rusaknya alam,'' pungkas Putri.
Senada dengan itu, Rektor UBL Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D mengatakan sesuai arahan pendiri Yayasan Pendidikan Budi Luhur Djaetun Hardjo Saputro, dalam mengembangkan kurikulum pendidikan di Budi Luhur haruslah berlandaskan kecerdasan dan keluhuran budi.
''Cerdas berbudi luhur adalah dua hal yang tak terpisahkan. Kecerdasan tanpa dilandasi budi luhur, cenderung digunakan untuk membodohi dan mencelakakan orang lain. Sebaliknya budi luhur tanpa diimbangi dengan kecerdasan akan jadi sasaran kejahatan dan penindasan orang lain.''
Kepala Humas UBL Linda Islami,MSi menambahkan pada wisuda periode Oktober 2015 ini ada 1.359 orang diwisuda dari pasca sarjana, sarjana dan ahli madya.
Pada wisuda kali ini, juga dihadiri oleh Mantan Koordinator Kopertis Wilayah III Prof Ilza Mayuni serta Dirjen Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti Prof Supriadi Rustad. (RO/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik