Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Irjen Kemenag: Diinvestigasi, Dugaan Oknum Karom Terlibat Petaka Mina

Syarief Oebaidillah
28/9/2015 00:00
 Irjen Kemenag: Diinvestigasi, Dugaan Oknum Karom Terlibat Petaka Mina
(AP/Saudi Press Agency)
Pemerintah Indonesia terus menyelidiki tragedi Mina yang juga menyebabkan sejumlah jamaah haji Indonesia menjadi korban. Khusus untuk jamaah yang diduga tidak mematuhi jadwal melontar jamarat, kini ditelusuri dugaan keterlibatan kepala rombongan (karom).

"Nah itulah, kami masih investigasi adanya dugaan sementara keberangkatan itu hasil musyawarah antara jamaah haji di kloter terkait dengan oknum ketua rombongan atau karom untuk melempar jumrah pada pagi hari," ungkap Irjen Kemenag M Jasin saat dihubungi Media Indonesia, Minggu malam (27/9).

Menurut M Jasin, sejatinya Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menjadwalkan melontar jumrah ke jamarat sesuai waktu yang telah ditetapkan pada tanggal 10 Zulhijjah 1436 H bertepatan Kamis 24 September 2015.

"Sebenarnya ada suatu larangan dari PPIH agar tidak melempar jumrah tanggal 10 Zulhijjah pada pukul 08:00-10:00 waktu Arab Saudi yang tidak diindahkan oleh oknum karom," cetusnya.

Saat ditanya jika hasil investigasi membuktikan dugaan oknum karom apa sanksinya?

"Intinya tunggu hasil investigasi terlebih dulu, kalau masalah sanksi nanti dipertimbangkan," tandas M Jasin.

Dihubungi terpisah, Ketua Tim Pengawas Haji Komisi VIII DPR Saleh Daulay menyatakan keterlibatan karom itu mesti ditelusuri. Menurutnya, pengakuan jamaah yang selamat dari musibah itu, mereka berangkat atas inisiatif sendiri. "Ada di antara rekan mereka yang mengusulkan untuk melakukan lontar jumrah pada pagi hari. Dan mereka terbawa arus ke arah menuju jalur 204, lokasi tragedi Mina. Nah, dugaan ke karom harus ditelusuri dengan seksama," tegasnya.

Dikatakan Saleh, mereka pergi juga tidak melapor kepada ketua-ketua regu sehingga menjadi faktor proses identifikasi sulit dilakukan. "Andaikata mereka melaporkan, tentu ketua-ketua regu itu bisa melarang. Atau setidaknya mendata mereka sebelum berangkat," ujarnya.

Saat ditanya, apakah ada kemungkinan keterlibatan askar Arab yang memerintahkan mereka melontar jumrah tidak sesuai jadwal melontar?

Saleh menyatakan keyakinannya hal itu tidak ada. "Kalau itu saya yakin tidak ada. Askar tugasnya bukan memandu jamaah. Masing-masing jamaah diurus oleh negara sing-masing," pungkasnya.(Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya