Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
DUNIA telah masuk dalam era revolusi industri 4.0. Perkembangan digitalisasi dan informasi yang semakin pesat, mengakibatkan perubahan atau distrupsi di banyak lini. Hal itu memberi tantangan bagi industri, tidak terkecuali manajemen rumah sakit.
Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa rumah sakit harus sadar dan mengantisipasi perubahan yang ada.
"Ilmu pengetahuan juga berubah sangat cepat termasuk kesehatan dan medik," ujar presiden Jokowi dalam acara Kongres XIV Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) dan Seminar Tahunan XII Patients Safety Hospital Expo XXXI di Jakarta Convention Center, pada Rabu (17/10).
Hadir dalam acara itu, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dan Ketua Umum Persi Koentjoro Adi Purjanto.
Revolusi industri, imbuhnya, telah meredefinisi industri kesehatan. Rumah sakit sudah harus ditunjang dengan layanan komputasi aman dan analitik data yang dapat memberikan pertimbangan dan analisis yang tepat serta biaya yang relatif lebih murah bagi pasien. Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) diminta untuk menyiapkan dan merencanakan itu.
"Persi harus mulai berpikir ke sana. Sudah banyak inovasi yang dilakukan di dunia kedokteran dan kesehatan. Perkembangan teknologi turut mempengaruhi rumah sakit, hubungan antara pasien dan dokter," kata Jokowi.
Jokowi mengutip McKenzie Institute yang memperkirakan bahwa revolusi industri 4.0 membawa perubahan sangat dahsyat, 3.000 kali lebih cepat dari revoluasi pertama. Rumah sakit, ujar Jokowi, harus bisa menjadi smart hospital yang dapat menerapkan layanannya terintegrasi, mulai dari promosi kesehatan, perawatan hingga tahap rehabilitasi.
Tentunya hal itu, sulit terwujud tanpa adanya sumber daya manusia dan tenaga kesehatan yang memadai. Karena itu, ia mendorong rumah sakit bekerjasama dengan perguruan tinggi dan industri alat kesehatan dalam meningkatkan kompetensinya.
Hal lain yang presiden tekankan pada kesempatan itu ialah sistem layanan kesehatan yang efektid dan efisien bagi masyarakat terutama pada era program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Aplikasi seperti ini murah. Bahkan data pasien dapat terintergasi dengan penyedia layanan dan rumah sakit lainnya yang pernah menjadi tempat pasien untuk berobat. Integrasi harus didukung SDM yang memadai. Memungkinkan kerja sama dengan perguruan tinggi dan industri alat kesehatan.
Diakui presiden, mengelola ribuan rumah sakit yang tersebar di seluruh nusantara bukan hal mudah. Tetapi bukan berarti pengelolaan dan manajemen yang baik sulit diwujudkan.
"Membangun sistemnya benar. Selalu saya tekankan sistem dan manajemennya harus benar," tegas Jokowi.
Presiden juga menyinggung permasalahan limbah medis yang belum dikelola dengan baik. Ia meminta agar Persi dan perhimpunan rumah sakit lain memberikan masukan lebih detil terkait pengaturan limbah rumah sakit sehingga pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang relevan.
"Limbah rumah sakit banyak mengganggu dan merepotkan. Saya tolong diberikan masukan yang detil agar bisa memutuskan. Entah revisi Undang-Undang yang sudah ada atau didukung PP untuk pelaksanaannya " tukas Jokowi. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved