Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
SEKITAR 80% korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tenggara (Sulteng) membutuhkan penanganan ortopedi. Berdasarkan laporan assesmen dari tim Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang telah dikirim ke Palu, para pasien membutuhkan operasi darurat segera.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Adib Khumaidi, SpOT mengatakan sejumlah tim medis IDI turun langsung menangani korban gempa dan tsunami.
"Tim PB IDI membawa bantuan perlengkapan untuk operasi ortopedi beserta obat-obatan yang dibutuhkan," kata Adib melalui siaran pers, pada Kamis (4/10).
Setiba di RS Undata Palu, tim PB IDI segera melakukan koordinasi gabungan dengan pemerintah dan NGO terkait alur pelayanan dan kondisi di lokasi bencana.
"Kami sudah menerima laporan tim Aju sehingga setiba disini (Palu), tim IDI dapat segera melakukan tindakan untuk meminimalkan risiko bagi para korban gempa dan tsunami," kata dr Adib yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia.
Saat ini, ujarnya, dengan bantuan banyak pihak, termasuk Mobile Clinic dan RSUD di Palu sudah siap digunakan beserta ketersediaan logistik obat-obatan. Selain itu, PB IDI beserta Baznas akan membuat pos medis di bandara yang berfungsi untuk melakukan skrining kondisi pasien yang meninggalkan atau kembali ke Palu.
"IDI bersama dengan TNI menurunkan tim medis dengan membawa bantuan medis melalui berbagai jalur udara, darat (melalui Mamuju), serta laut melalui RS terapung kapal KRI dari RS Soeharso saat ini telah berlabuh di pelabuhan Palu, sementara itu RS Terapung Ksatria Airlangga yang bertolak dari Kepulauan Alor dan Banda Neira, dipastikan akan berlabuh hari ini di Donggala untuk menangani kondisi korban bencana di daerah tersebut," papar Adib. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved