Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
CENTRE for Innovation of Medical Equipment and Devices (CIMEDs), kelompok peneliti Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada menyumbangkan 100 implan penyambung tulang untuk korban gempa dan tsunami di Palu.
Implan hasil rancangan tim itu terdiri dari narrow dynamics compression plate, small plate, broad plate, reconstruction plate, T plate dan mini plate.
Sumbangan itu diserahkan Dekan Fakultas Teknik Nizam dan diterima Yuniarta Prabowo, salah satu anggota tim dokter bedah ortopedi RSUP Dr Sardjito yang akan dikirim ke Palu.
"Kami berharap bantuan ini akan meringankan kebutuhan implan penyambung tulang untuk korban luka berat gempa tsunami di Palu dan Donggala," jelas Nizam, di Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM, Rabu (3/10).
Implan diserahkan kepada tim dokter bedah ortopedi RSUP Dr Sardjito yang selanjutnya akan menuju ke Palu untuk menangani pasien yang memerlukan sambung tulang akibat gempa maupun tsunami.
Menurut rencana, tim bedah ortopedi RSUP Dr Sardjito akan berangkat Rabu (3/10) malam. Tim ini beranggotakan 22 tenaga medis dan dipimpin Tedjo Rukmoyo.
Ketua Tim Peneliti CIMEDs Suyitno mengatakan implan yang disumbangkan ke Palu merupakan hasil pengembangan yang telah dilakukan sejak 2007.
"Pengembangan implan ini didasarkan pada morfometri tulang orang Indonesia dari data hasil pengukuran tulang," katanya.
Ia menyebut ide pengembangan implan ini dilatarbelakangi peristiwa gempa Bantul pada 2006 yang memakan banyak korban jiwa dan korban luka berat maupun ringan.
Korban luka berat akibat bencana gempa saat itu sebanyak 70% mengalami patah tulang.
Kebutuhan implan patah tulang, jelasnya, biasanya sangat banyak dan mendadak pada saat bencana.
"Saat ini saja dari informasi media ada sekitar 800 pasien di Palu yang membutuhkan penanganan sambung tulang," ujarnya.
Suyitno mengakui memang baru menyumbang 100 implan. Sambil menunggu tim manives di Palu, CIMEDs Fakultas Teknik UGM telah menyiapkan 400 implan yang saat ini baru setengah jadi.
"Masih butuh proses pematangan dan pemolesan. Kalau dibandingkan dengan implan impor tentu jauh lebih murah. Untuk satu implan yang kita produksi harganya bervariasi bisa 300 ribu hingga 500 ribu," imbuhnya.
Suyitno menuturkan saat bencana ataupun tidak tetap diperlukan industri dalam negeri yang siap memenuhi kebutuhan implan. Implan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan saat bencana.
Sebagai penyambung tulang, implan juga diperlukan pula untuk mereka yang mengalami kecelakaan di jalan raya, di tempat kerja atau cidera saat melakukan aktifitas sehari-hari.
Pengembangan implan penyambung tulang ini mendapatkan dukungan pendanaan dari Dikti dan UGM, melibatkan peneliti dari Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) FT UGM bekerja sama dengan peneliti dari Bagian Ortopaedi dan traumatology RSUP Sardjito dan FKKMK UGM.
Saat ini, tim peneliti CIMEDs juga sedang mempersiapkan kaki palsu. Sebagai hasil pengembangan nantinya kaki palsu ini akan disumbangkan untuk korban gempa dan tsunami di Palu. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved