Headline
IKN bisa menjadi ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.
KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum dapat merilis data kerusakan sarana dan prasaran (sarpras) pendidikan pascagempa berkekuatan 7,4 skala richter (SR) yang kemudian diikuti tsunami mengguncang Donggala dan Palu, Sulewasi Tengah. Fokus saat ini adalah identifikasi korban dari guru dan murid.
“Sekolah belum teridentifikasi, guru juga masih dicari,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, usai Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, di Lubang Buaya, Jakarta (1/10).
Hari ini, Kemendikbud mengadakan rapat bersama, untuk merancang upaya jangka pendek dalam penanganan pascagempa dan tsunami yang bersinggungan dengan urusan pendidikan. Pendataan guru dan siswa yang menjadi korban serta dampak kerusakan sekolah segera diketahui, akan langsung ditindak lanjuti.
“Hari ini nanti identifikasi, mendapatkan laporan dari dua daerah terdampak gempa, terutama di bidang pendidikan, kemudian akan segera kita lakukan langkah untuk mempercepat proses pemulihan kegiatan belajar mengajar,” ujar Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Proses belajar mengajar di sekolah tidak boleh dibiarkan berhenti karena bencana alam ini. Keperluan sekolah pun, baik itu tempat sekolah darurat dan peralatan sekolah akan dipersiapkan.
“Intinya, kegiatan belajar enggakboleh terhenti apapun kondisinya,” tutur Muhadjir.
Untuk anggaran pemulihan sekolah, saat ini belum diketahui berapa yang akan digelontorkan. Mengingat jumlah sekolah dan murid yang terkena dampak gempa belum terdata.
“Belum (anggaran pemulihan). Siswa belum tahu yang selamat, lalu juga guru. Kita belum bicara infrastruktur sekolah dulu,” pungkasnya. (Medcom/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved