Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Asian Para Games 2018 Wujud Penyetaraan Hak Penyandang Disabilitas

Nurul Fadillah
19/9/2018 15:50
Asian Para Games 2018 Wujud Penyetaraan Hak Penyandang Disabilitas
(MI/RAMDANI)

INDONESIA sebentar lagi akan merayakan pesta olahraga terbesar bagi para penyandang disabilitas di Asia. Asian Para Games (APG) 2018 menjadi wujud penyetaraan hak-hak bagi para kaum difabel.

Indonesia memiliki misi khusus, selain kesuksesan penyelenggaraan, prestasi, ekonomi, dan juga administrasi. Melalui Asian Para Games 2018, Indonesia ingin menunjukkan eksistensi di Asia sebagai negara yang ramah terhadap para penyandang disabilitas.

Hal itu akan diwujudkan pada penyelenggaraan APG 2018 yang berlangsung di Jakarta pada 8-16 Oktober mendatang. Sebanyak 5.000 atlet dan ofisial dari 41 negara akan bertanding di 556 nomor dari total 18 cabang olahraga yang dipertandingkan.

Menteri Sosial Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, keikutsertaan para penyandang disabilitas dalam event olahraga, seperti APG 2018 merupakan bagian dari pemenuhan hak-hak mereka sesuai peraturan perundang-undangan. APG 2018 menjadi bukti bahwa penyandang disabilitas memiliki kesempatan sama di segala bidang kehidupan, termasuk olahraga.

“Penyandang disabilitas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari anggota masyarakat lainnya. Mereka hidup tumbuh dan berkembang, mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga Negara Indonesia,” ujar Agus dalam sambutannya di acara Sosialisasi Indonesian Asian Para Games 2018 (INAPG 2018), di Kementerian Sosial RI, Jakarta, Rabu (19/9).

Agus menekankan, telah terjadi perubahan paradigma dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial dari amal menjadi pemenuhan hak. Melalui penyelenggaraan kesejahteraan sosial, setiap penyandang disabilitas diharapkan dapat berperan aktif sesuai kemampuan yang mereka miliki.

Menurut Agus, untuk meningkatkan kesejahteraan para kaum difabel, diperlukan adanya berbagai upaya nyata.

"Seperti dengan pemenuhan hak aksesibilitas dan hak untuk mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial di dalam lembaga, baik lembaga pemerintah, pemerintah daerah, ataupun masyarakat. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas," jelasnya.

Penyelenggaraan APG 2018 sendiri merupakan pengejawantahan hak para penyandang disabilitas untuk berperan aktif di bidang olahraga. Hak tersebut dijamin dan dilindungi oleh UU Nomor 8 Tahun 2016 pasal 5, ayat (1) huruf j. Lebih jelasnya di bagian ke-11 pasal 15 ayat (1) yang berbunyi : penyandang disabilitas memiliki hak di antaranya; untuk melakukan keolahragaan, hak untuk meningkatkan prestasi dan mengikuti kejuaraan di semua tingkatan, hak untuk memperoleh pelayanan dalam kegiatan keolahragaan, serta beberapa hak keolahragaan yang lainnya.

Dengan adanya perlindungan hak tersebut, saatnya para atlet Indonesia berbicara untuk menunjukkan prestasi di antara bangsa-bangsa Asia yang lain. Setelah kesuksesan prestasi dicapai di Asian Games 2018 dimana Indonesia menduduki peringkat 4 dengan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu, para atlet difabel juga diharapkan mencapai kesuksesan prestasi serupa.

Menurut Agus, di APG kali ini, Indonesia ditargetkan finis di peringkat tujuh lebih baik dibandingkan saat di APG Incheon 2014 lalu. Kala itu, Indonesia finis di peringkat sembilan.

"Memang ada kompetisi, tetapi tuntutan kompetisinya tidak seperti Asian Games 2018 yang lalu. Acuannya lebih kepada Asian Para Games Incheon di Korea Selatan yang berjalan sebelumnya," tandas Agus.

Dukungan Kemensos
Demi mendukung kesuksesan penyelenggaraan APG 2018, Kemensos juga telah mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan pembekalan dan pelatihan kepada para relawan yang mendampingi para atlet. Sekretaris Jenderal Kemensos, Hartono Laras menjelaskan, sebanyak 400 lebih koordinator sukarelawan pendamping penyandang disabilitas telah melakukan pelatihan.

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Edi Suharto menambahkan, tak hanya pelatihan, Kemensos juga memberikan bantuan transportasi berupa enam unit mobil aksesibilitas.

"Nantinya akan diusahakan menjadi 10 kendaraan, kami juga adakan sosialisasi Asian Para Games kepada Organisasi Penyandang DIsabilitas, LKS Penyandang Disabilitas, balai/panti di sekitar Jakarta, Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah se-Jabodetabek, SLB se-Jabodetabek, dan 400 orang blogger serta vlogger. Kami juga mempersiapkan pengerahan masa sekitar 2.000-3.000 orang perhari dari 36 lembaga untuk disebar ke venue cabang olahraga demi menyaksikan pertandingan dan mendukung atlet kita langsung," pungkas Edi. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik