Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
KEPALA Desa Loa Duri Ilir Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Fakhri Arsyad, merupakan mantan penjaga mesjid yang dipercaya masyarakat sebagai kepala desa. Meskipun bukan warga asli Desa Loa Duri Ilir, Fakhri sangat mencintai desa yang berjarak 35 menit dari Kota Samarinda.
Lingkungan yang kurang bersih dan banyaknya sampah, seperti ban bekas, membuat banyak masyarakat Desa Loa Duri meninggal akibat demam berdarah. Kondisi itu disadari Fakhri, ia mencoba memberdayakan ban-ban bekas ini menjadikannya pot dan membangun bank sampah.
"Saya browsing dan cari bagaimana caranya memanfaatkan ban bekas ini. Saya lihat ternyata ada potnya dari bahan ban. Lalu saya datangi bank sampah di desa yang punya pot dari ban itu dan mereka ternyata melakukannya secara manual dan bannya pun ternyata ban mobil kecil. Sementara di saya bukan hanya ban kecil, ban yang dari mobil truk juga banyak. Akhirnya saya berpikir bagaimana caranya mengubah ban besar seperti ini, tapi bisa digunakan," ungkap Fakhri.
Fakhri pun memanfaatkan ban bekas ini dengan perangkat lain dan alat seadanya untuk membuat pot. Rupanya masyarakat pun antusias, Fakhri mengakalinya dengan membeli ban bekas dari masyarakat. Ban berukuran besar dihargai Rp7 ribu, sedangkan yang kecil Rp5 ribu.
Sejumlah kreasi dari ban bekas dijadikan pot dan dicat dengan berbagai kreasi. Ada yang berupa naga dan ukiran batik kutai. Semuanya dikerjakan anak-anak karang taruna. Dengan cara itu masalah kesehatan di desa ini pun berhasil dipecahkan.
Selain itu, Fakhri melakukan pemberdayaan di bidang pupuk organik. Lalu pemberdayaan perempuan dengan cara membuka usaha brownies, amplang ikan patin, sablon baju, dan pertanian.
"Saya pikir, untuk apa kita buang sampah di tempat-tempat yang seharusnya kita pakai untuk pertanian, tapi kita tidak bisa selesaikan. Seperti Posyandu, saya akan kasih vitamin A kalau ibunya bawa sampah. Lama kelamaan masyarakat paham Pak Kadesnya mau lingkungannya bersih. Ibu-ibu lansia kalau mau periksa gula darah, kolesterol, dan lainnya gratis. Tapi, bawa sampah ke Posbindo, nanti kami periksa. Kalau enggak bawa sampah hanya dapat tensi. Jadi, semakin banyak bawa sampah semakin lengkap pemeriksaan," lanjutnya.
Fakhri mengakui dana desa yang ia dapatkan menggunakan skala prioritas. Maksudnya bagaimana masyarakat bisa mempunyai pendapatan.
"Jadi, kalau dia pedagang, kita bikinkan pasarnya. Ada uang dikit dari dana desa bangun pasar, nanti ada uang lagi sambung lagi. Sebagian infrastruktur, artinya saya peta-petakan termasuk penguatan ekonomi masyarakat kita bantu di BUMDes. Kalau di BUMDes saya tidak bantu dalam bentuk uang, tapi dalam bentuk usaha," tutupnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved