Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Hewan Raksasa Terbesar yang Bisa Terbang Ditemukan di Utah

Ridha Kusuma Perdana
25/8/2018 07:50
Hewan Raksasa Terbesar yang Bisa Terbang Ditemukan di Utah
(AFP)

AWAL pekan ini para ilmuwan menemukan fosil pterosaurus terbesar di masa Triassic. Mereka menamai pterosaurus itu dengan Caelestiventus hanseni.

Nama tersebut berasal dari kata dari bahasa Latin, caelestis dan ventus, yang berarti angin surgawi. Sementara itu, nama hanseni digunakan untuk menghormati Robin L Hansen, ahli geologi dari Biro Pengelolaan Lahan Amerika Serikat yang memfasilitasi pemadaman di Saints & Sinners di Utah, Amerika Serikat (AS).

Spesies tersebut memiliki 112 gigi, termasuk 8 gigi taring di depan, rentang sayap 1,5 meter, dan tempurung kepala 18 sentimeter (0,18 meter).

Menurut Brook Britt, ahli paleontologi di Universitas Brigham Young di Utah dan penulis utama studi di Nature Ecology & Evolution, pterosaurus merupakan vertebrata pertama yang memiliki tulang punggung kuat sehingga mereka dapat terbang menjelajahi angkasa.

Berdasarkan fosil yang ditemukan, diketahui juga bahwa rahang bawah mereka menonjol, seperti burung pelikan. Ilmuwan berspekulasi rahang tersebut digunakan untuk menyimpan mangsa (ikan atau reptil kecil) sebelum ditelan.

Bisa pula rahang itu berguna meningkatkan komunikasi suara dan sinyal visual, seperti pada cecak terbang--Draco volans linnaeus. Spesies yang lebih dikenal dengan nama pterodactyls itu hidup di era akhir Triassic, yaitu sekitar 200 juta tahun lalu.

Spesies yang berjalan merangkak dan sayapnya terlipat secara vertikal ketika tidak sedang makan ini menguasai angkasa pada perode tersebut hingga meteor raksasa menghantam bumi, memusnahkan semua dinosaurus dan makhluk hidup lain 65 juta tahun lalu.

Menurut Britt, C hanseni merupakan hewan berangka lunak yang memang diciptakan untuk terbang. Sayap mereka pada dasarnya ialah selaput kulit dari tungkai depan (forelimbs). Soket besarnya menunjukkan C hanseni memiliki penglihatan yang fantastis.

Kepunahan C hanseni

Menurut Britt, selain temuan di Greenland, temuan fosil pterosaurus di timur laut Utah, Amerika Serikat, ini sangat baik. Kondisinya sangat terjaga. Spesimen baru yang ditemukan itu terdiri atas puluhan tulang utuh dan gigi bersama dengan tempurung kepala.

Namun, sisa-sisa fosil tersebut masih terbungkus batuan pasir. Para ilmuwan menghasilkan gambar 3D dan model akurat dari setiap tulang dengan menggunakan teknologi CAT-scan.

Menurut peneliti, tempat penemuan fosil itu (Saints & Sinners) telah mengungkapkan kepunahan lokal spesies di kawasan tersebut secara dramatis.

Batuan pasir itu ditemukan di oasis di gurun seluas 2 juta kilometer persegi (775 ribu mil persegi) dan tertutup bukit pasir raksasa.

Menurut Britt, selama kekeringan terjadi, hewan-hewan, termasuk pterosaurus, dinosaurus predator, dan crocodylomorpha menuju kolam di tengah oasis subur itu, yang dihiasi dengan tanaman dan dikelilingi padang pasir yang luas.

Namun, mereka semua akhirnya mati ketika kolam itu mengering. "Hewan-hewan itu kemungkinan mati selama musim kemarau yang parah dan sedimen menunjukkan bangkai dikubur ketika hujan kembali normal dan danau terisi," kata Britt.

Hujan yang kembali turun, danau yang kembali terisi, dan pasir itulah yang membuat fosil pterosaurus terjaga dengan baik sehingga ilmuwan dapat membuat gambar detail spesies tersebut, mulai susunan gigi, kepala, kedua sayap, hingga rangka belakang.

(AFP/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya