Headline

Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.

Narkoba Jenis Baru Jadi Favorit Remaja

DD/H-2
14/8/2018 02:00
Narkoba Jenis Baru Jadi Favorit Remaja
(MI/Dede Susanti)

SEBANYAK 20% remaja di Indonesia menjadi pengguna narkoba. Umumnya, mereka menggunakan narkoba jenis baru yang didesain tampak berbeda dari jenis-jenis narkoba yang telah dikenal luas.

"Yang paling diwaspadai adalah peredaran NPS (new psychoactive substances). Itu yang paling banyak remaja gunakan karena harganya murah. Bisa dibeli dengan uang jajan," ujar Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko saat menghadiri peringatan Hari Remaja Internasional di Kota Bogor, akhir pekan lalu.

Ia menjelaskan, NPS merupakan zat-zat psikoaktif yang dibuat untuk menyamarkan atau terlihat berbeda dari berbagai jenis narkoba yang telah dikenal luas, seperti ganja, kokain, heroin, sabu, dan ekstasi. Contoh NPS antara lain pil PCC yang berisi perpaduan zat paracetamol, caffeine, dan carisoprodol.

Heru mengatakan, NPS umumnya menjadi pilihan bagi remaja saat awal-awal mengonsumsi narkoba. Di masa-masa awal itu, remaja umumnya tidak langsung menggunakan narkoba golongan satu seperti sabu.

"PCC itu murah, harganya terjangkau oleh uang jajan anak-anak. Ini yang amat mengkhawatirkan," kata Heru.

Remaja, lanjutnya, biasanya mengenal barang-barang terlarang itu melalui teman-teman yang sebelumnya pernah mencoba. "Lewat temannya yang mencoba dan disosialisasikan ke teman yang lain," jelasnya.

Selain itu, menurut Heru, media sosial (medsos) juga bisa memengaruhi remaja untuk mengonsumsi narkoba. "Karena itu, kami juga patroli di medsos. Kalau ada portal-portal yang memuat hal-hal terlarang seperti peredaran narkoba, kita kerja sama dengan Kemenkominfo."

Pada kesempatan sama, Ketua BNN Kota Bogor, Jawa Barat, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, juga menyoroti perilaku negatif remaja.

"Kami cukup khawatir dengan perilaku-perilaku generasi muda. Saya dulu pernah mengurus pemuda-pemuda ini, tapi sepertinya tidak serepot sekarang. Siang hari bersekolah, malam harinya malah tawuran. Hampir sebulan ini ada tiga orang yang terbunuh," tuturnya.

Ia menyarankan agar ada kajian khusus terhadap perilaku pelajar dan generasi muda yang melenceng. "Tentu saja, berbagai pembenahan juga harus dilakukan," imbuhnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya