Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Jika Dibiarkan, Bayi Dermatitis Atopik Berisiko Asma

Putri Anisa Yuliani
08/8/2018 18:24
Jika Dibiarkan, Bayi Dermatitis Atopik Berisiko Asma
(thinkstock)

MASALAH kulit Dermatitis Atopik pada bayi yang dibiarkan akan meningkatkan risiko terkena asma hingga kardiovaskular saat dewasa. Bahkan asma juga bisa menghantui sebanyak 50-60% bayi dengan Dermatitis Atopik selama masa tumbuh kembangnya.

Hal ini mengemuka dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Mustela Indonesia di Jakarta Selatan, Rabu (8/8).

Brand Manager Mustela Indonesia, Mohamad Nurhadi, mengingatkan orangtua tentang pentingnya menjaga kesehatan kulit anak sejak bayi.

"Kesehatan kulit anak sejak bayi harus dirawat karena akan memengaruhi kesehatan saat dewasa," kata Nurhadi.

Langkah perawatan paling awal yakni mengenali jenis kulit anak. Terdapat tiga jenis kulit pada bayi dan anak-anak, yakni normal, kering, dan atopik.

"Terlebih lagi orang tua harus mengenali betul jenis kulit yang dimiliki anaknya sehingga mengerti perawatan terbaik apa yang harus diberikan," paparnya.

Kedua, orang tua bisa memberikan produk perawatan kulit yang tepat sesuai kondisi kulit serta setelah berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Untuk kulit normal dan kering, Nurhadi menyarankan perawatan dengan pemberian produk pelembab khusus kulit bayi dan anak-anak, bisa menghidrasi dan menjaga kelembaban kulit.

Sementara untuk kondisi atopik, tersedia produk pelembab khusus yang didesain bagi kulit hipersensitif.

"Pemakaian pelembab anti sinar ultraviolet atau sunscreen juga baik untuk menjaga kulit anak berjenis atopik. Namun disarankan pemakaiannya dilakukan setelah usia anak mencapai tiga bulan atau lebih," tandasnya.

Dermatitis Atopik merupakan jenis alergi kulit berupa gatal-gatal karena kondisi kulit yang sangat kering hingga mengelupas setiap saat. Menurut penelitian American Academy of Dermatology sebanyak satu di antara lima anak berisiko terkena Dermatitis Atopik.

Untuk penyebab masalah kulit ini menjangkiti bayi dan anak-anak, belum bisa dipastikan, tetapi diduga karena faktor genetik dan cuaca.(OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya