Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Dari Pembalakan ke Wisata

*/M-3
21/7/2018 03:00
Dari Pembalakan ke Wisata
(MI/SUMARYANTO BRONTO)

PEMBALAKAN liar lumrah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Kecamatan Lubuk Alung Sumatra Barat. Mereka berprinsip pelaut di laut itu mencari ikan dan tentu orang di hutan mencari kayu.

Hutan di Lubuk Alung dibalak secara masif. Razia hutan pun belum bisa menangani kondisi ini. Jika terjadi razia, masyarakat tentu akan menjadi miskin sehingga Ritno Kurniawan membuat alternatif lain dengan membuka destinasi wisata di Lubuk Alung guna mengurangi pembalakan liar.

Pemuda lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan pertanian ini membuka wisata air terjun dan rafting. Sementara itu, masyarakat sekitar dilibatkan sebagai pemandu wisata. Tentunya upaya ini bukan tanpa kerja keras. Ritno melakukan pendekatan kepada para ketua adat untuk mendapatkan izin mereka.

"Pas di Jogja dulu ada beberapa kita mendatangi destinasi wisata dan padahal destinasi tersebut kita lihat biasa saja, tapi dengan kemasan dan perlakuan dari masyarakat destinasi tersebut jadi luar biasa, sedangkan di kampung saya alamnya bagus, tempatnya indah kok tidak bisa dijadikan destinasi wisata," ujarnya.

Upayanya meyakinkan masyarakat tidak seperti membalikkan telapak tangan. Secara perlahan ia mendekati masyarakat dan mencontohkan cara menjadi pemandu wisata. Awalnya pengunjung diberi wisata dengan gratis dengan syarat bisa mempromosikan wisata ini kepada yang lain. Setelah banyak pengunjung, ia membuat sumbangan bagi para pengunjung untuk warga yang mulai ikut bergabung dengannya. Setelah itu suami Sukmaweti itu membentuk tim bernama Lubuk Alung Adventure.

Bapak dua anak itu membuat trek dari posko-posko menuju air terjun yang tadinya 3 jam menjadi 2 jam saja. Ia menggunakan trek melewati hutan dan sungai yang masih asri. Ada pula berbagai macam paket yang ia tawarkan kepada para pengunjung yang bisa pengunjung nikmati. Seperti paket menembak ikan yang dilakukan pemandu atau bird watching.

Ritno pun memanfaatkan media sosial dengan baik. Ia membuat akun Instagram L.A Rafting yang sudah mendapatkan 685 follower. Ada juga akun Facebook dengan nama Lubuk Alung Adventures dan situs web pribadinya.

Promosi melalui media sosial sangat membantu. Terhitung sudah ada 83 ribuan wisatawan dalam maupun luar negeri yang berkunjung. Warga yang bergabung pun bertambah dari hanya 20 orang pada 2013 saat ini sudah mencapai 173 warga.

"Jujur yang membalak masih ada, tapi jumlahnya sudah berkurang. Dari pemandu sendiri ada sekitar 80% penebang kayu. Jadi untuk saat ini orang yang miskin masih membalak kayu, yang masih berkecukupan masih memandulah." Tambahnya.

Masyarakat juga merasakan manfaat langsung destinasi wisata ini. Saat ini sudah ada beberapa warung yang tersedia untuk wisatawan. Para warga yang melakukan pembalakan liar sudah berubah menjadi pemandu wisata. Bahkan, Lubuk Alung mendapatkan juara 2 kelompok sadar wisata nasional yang diadakan di Toraja pada 2016.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya