PERGURUAN tinggi berperan untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya lingkungan bagi keberlanjutan kehidupan mereka. Itu penting agar mampu memecahkan permasalahan sosial yang kerap muncul di masyarakat. ''Kampus harus menjadi katalis untuk membentuk kewirausahaan sosial di masyarakat. Pasalnya, kewirausahaan sosial merupakan model bisnis yang dijalankan dengan memberdayakan masyarakat,'' ungkap Direktur Promosi dan Kerja sama Universitas Budi Luhur (UBL) Brury Triya Sartana pada acara forum mahasiswa bertema Creativity for sustainable society di UBL, Jakarta, pada Maret ini.
Brury mengatakan forum mahasiswa Creativity for Sustainable Society ialah salah satu contoh yang dijalankan perguruan tinggi untuk memberdayakan masyarakat. Melalui rilis yang diterima Kamis (26/3), pada forum itu UBL besinergi dengan Universitas Kagoshima, Jepang, dan Universitas Indonesia. Hadir dalam forum social entrepreneurship itu seperti, 150 mahasiswa UBL, 25 mahasiswa beserta dosen pembimbing Universitas Kagoshima, dan 75 orang dari komunitas masyarakat sekitar kampus UBL. Setelah dari UBL, forum juga berlangsung di kampus UI, Depok, yang dihadiri mahasiswa, pecinta lingkungan, dosen, dan mahasiswa UI. ''Di forum itu, kami berkolaborasi mendidik masyarakat terutama dalam memanfaatkan benda-benda yang didaur ulang untuk diberdayakan lagi,'' ujar Brury.
Ia mencontohkan mahasiswa UBL yang menampilkan karya seni dari produk recycle sekaligus material alam yang sudah mereka aplikasikan sebagai dekorasi di beberapa pameran. Karya seni tersebut sekaligus telah disosialisasikan kepada komunitas masyarakat binaan universitas yang hadir, untuk kemudian dikembangkan sebagai produk yang dapat dibuat dan dijualbelikan kepada masyarakat. ''Mahasiswa juga membagikan ide bagaimana mengelola bank sampah pada komunitas masyarakat sekitar kampus,'' tambah Budi.
Kegiatan lainnya adalah kuliah umum oleh Prof Obara dari Universitas Kagoshima, kompetisi produk daur ulang, dan Green Product Development Workshop, serta pelatihan membuat pupuk yang didukung oleh pemerintah daerah setempat.
''Kami berharap kolaborasi ini bisa dilakukan universitas lain dengan dukungan dari pemerintah setempat,'' pungkas Brury.
Ketua Yayasan Budi Luhur Kasih Hanggoro menambahkan kegiatan tersebut adalah bagian dari cara Budi Luhur dalam mendidik manusia cerdas dan berbudi luhur. ''Smart lantaran diberi pengetahuan tentang lingkungan, berbudi luhur karena kita diajak untuk memiliki rasa kepedulian dan kebersamaan dalam mengelola lingkungan yang kita cintai,'' kata Kasih. (H-2)
Brury mengatakan forum mahasiswa Creativity for Sustainable Society ialah salah satu contoh yang dijalankan perguruan tinggi untuk memberdayakan masyarakat. Melalui rilis yang diterima Kamis (26/3), pada forum itu UBL besinergi dengan Universitas Kagoshima, Jepang, dan Universitas Indonesia. Hadir dalam forum social entrepreneurship itu seperti, 150 mahasiswa UBL, 25 mahasiswa beserta dosen pembimbing Universitas Kagoshima, dan 75 orang dari komunitas masyarakat sekitar kampus UBL. Setelah dari UBL, forum juga berlangsung di kampus UI, Depok, yang dihadiri mahasiswa, pecinta lingkungan, dosen, dan mahasiswa UI. ''Di forum itu, kami berkolaborasi mendidik masyarakat terutama dalam memanfaatkan benda-benda yang didaur ulang untuk diberdayakan lagi,'' ujar Brury.
Ia mencontohkan mahasiswa UBL yang menampilkan karya seni dari produk recycle sekaligus material alam yang sudah mereka aplikasikan sebagai dekorasi di beberapa pameran. Karya seni tersebut sekaligus telah disosialisasikan kepada komunitas masyarakat binaan universitas yang hadir, untuk kemudian dikembangkan sebagai produk yang dapat dibuat dan dijualbelikan kepada masyarakat. ''Mahasiswa juga membagikan ide bagaimana mengelola bank sampah pada komunitas masyarakat sekitar kampus,'' tambah Budi.
Kegiatan lainnya adalah kuliah umum oleh Prof Obara dari Universitas Kagoshima, kompetisi produk daur ulang, dan Green Product Development Workshop, serta pelatihan membuat pupuk yang didukung oleh pemerintah daerah setempat.
''Kami berharap kolaborasi ini bisa dilakukan universitas lain dengan dukungan dari pemerintah setempat,'' pungkas Brury.
Ketua Yayasan Budi Luhur Kasih Hanggoro menambahkan kegiatan tersebut adalah bagian dari cara Budi Luhur dalam mendidik manusia cerdas dan berbudi luhur. ''Smart lantaran diberi pengetahuan tentang lingkungan, berbudi luhur karena kita diajak untuk memiliki rasa kepedulian dan kebersamaan dalam mengelola lingkungan yang kita cintai,'' kata Kasih. (H-2)