KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) bersama Dinas Kesehatan setempat menggelar kampanye imunisasi tambahan untuk anak usia 1-17 tahun di Kota Padang, Sumatra Barat. Proses imunisasi tambahan itu dilakukan dalam tiga putaran, yakni Januari, Maret dan Agustus.
“Imunisasi tambahan ini merupakan bagian dari outbreak response immunization (ORI) atas status Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Kota Padang,†ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama, di Jakarta, hari ini.
Lebih rinci dijelaskan, lewat kampanye pemberian imunisasi tambahan tersebut, pada anak berusia 1-3 tahun akan diberikan vaksin beek log figthing (BLF). Pada anak usia 4-7 tahun akan diberikan vaksin difteri tetanus (DT). Sedangkan pada anak usia 7-15 tahun diberikan vaksin tetanus difteri (Td).
Vaksin Td sendiri diberikan sebagai imunisasi ulangan (booster) kepada anak-anak usia 7 tahun ke atas. Pengulangan itu dilakukan lantaran dari sejumlah penelitian sebelumnya menunjukan adanya penurunan kekebalan sesudah kurun waktu tertentu, sehingga perlu penguatan pada usia anak sekolah.
Lantaran wabah tersebut tergolong serius, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dijadwalkan akan datang langsung ke lokasi guna meninjau kondisi penanganan KLB difteri di kota tersebut. Sebelumnya, pada akhir Januari 2015, Pemkot Padang telah menyatakan status KLB difteri bagi kota tersebut.
Berdasarkan laporan yang diterima Kemenkes, pada saat ini 3 orang sudah dinyatakan positif mengidap difetri, dengan dua di antaranya meninggal dunia. Selain itu, 21 orang berstatus suspek, lantaran memiliki gejala klini dan riwayat kontak dengan pasien yang positif, dan 365 orang memiliki riwayat kontak tetapi tidak mengalami onset (sakit).
Untuk penanganan orang yang memiliki riwayat kontak, sesuai dengan prosedur profilaksis (pencegahan), mereka semua sudah diberikan obat untuk mencegah infeksi bakteri difteri.
Untuk meminimalisir wabah difteri, pihak rumah sakit telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti dinas kesehatan provinsi dan kota beserta jajarannya. Dinas kesehatan, kata Tjandra, sudah melakukan penyuluhan dan pemberian imunisasi lewat sekolah-sekolah dan puskesmas.
Hasil kajian belum ditemukan penyebab pasti terjadinya wabah difteri di Padang. Namun, hipotesis sementara menyebutkan di musim hujan ini daya tahan tubuh anak-anak tengah melemah.
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Sebelum vaksinnya ditemukan, dahulu difteri adalah penyakit yang mengerikan lantaran telah menyebabkan ribuan kematian. Orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur 1-10 sangat peka terhadap penyakit ini. (Tlc/H-1)