Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Imam Muda, Pandai Alquran dan Kekinian

Abdillah M Marzuqi
03/6/2018 10:00
Imam Muda, Pandai Alquran dan Kekinian
IMAM MUDA: Salah satu Imam Muda Fauzi Fuzfu Birobbil Ka’bah (kanan) saat memimpin salat tarawih di Masjid Salman ITB, Bandung, Jawa Barat, Kamis (31/5) malam.(MI/ BARY FATHAHILAH)

DI saf paling depan itu, Fauzi Birobbil Ka'bah, 20, sang imam, bukan cuma memimpin jemaah Masjid Salman, Jumat (1/6), itu buat menunaikan tarawih. Sosoknya juga menebar inspirasi. Anak muda yang keren itu ada di masjid karena ia dan 18 anak muda lainnya tergabung dalam Beasiswa Imam Muda Salman, juga mahasiswa dari kampus-kampus terbaik, termasuk ITB.

Fauzi mengakomodasi tradisi di masjid itu, delapan rakaat Tarawih dibagi dalam formasi masing-masing empat rakaat, ditutup dengan tiga rakaat Witir. Diseleksi dari 1.004 pendaftar, mereka mendapatkan beasiswa dan pembinaan untuk menjadi imam muda, yang menurut salah satu pendiri program ini, Agus Eka Prasetyo, 23, cinta Alquran sekaligus kekinian.

"Ide Imam Muda Salman sebenarnya telah ada sejak dua tahun lalu, namun baru terlaksana akhir tahun lalu. Program pembinaan diawali dengan pendaftaran bagi seluruh mahasiswa di Indonesia semester 1 hingga 6. Untuk mendaftar, mereka diwajibkan mengumpulkan hasil rekaman bacaan Alquran, mereka mewakili setiap pulau, kecuali Papua," terang Agus.

Mulai program pembinaan pada Januari, selain ujian teknis seperti tahsin dan tajwid, untuk memastikan cara membaca Alquran mereka, ada pula uji komitmen dan wawancara prestasi.

"Syaratnya mereka harus mahasiswa karena kita ingin menjamah anak-anak muda," tegas Agus.

Setelah bertugas pada Ramadan ini, Fauzi dan kawan-kawan, kata Agus, akan diproyeksikan menjadi imam yang jadi pelayan masyarakat. Salah satu metode buat menempa mereka ialah bergantian menjadi asisten imam.

"Kan ada 19, saya tidak mengutus per anak satu masjid. Karena tidak semua masjid mampu untuk mengantar atau menjemput, maksimal 9-10 anak keluar, sisanya menemani, jadi masing-masing berdua per masjid. Misalnya ada kalanya ia jauh, boncengan," terang Agus.

Saling belajar

Selain itu, pendamping imam bisa membantu kelancaran tugas imam muda sebagai asisten atau manajer. "Saling belajar, apakah ada yang kurang, salah, timing-nya. Mungkin bisa tanya ada kunut atau enggak dalam tradisi masjid ini, ada doa atau tidak, harus detail. Agar hadirnya imam muda enggak malah merusak budaya yang sudah ada," tegas Agus.

Fauzi mengaku punya ritual, setiap melangkah dari mihrab ke tempat imam, ia berdoa agar setiap gerak dan suaranya ikhlas. Saat memimpin di masjid Salman, Fauzi dibantu asisten Mikail Alby Assyauqi, 21.

Medan menuju masjid yang berbeda-beda juga menjadi pertimbangan untuk selalu menempatkan asisten yang bisa menemani imam muda. "Ada yang bertugas ke Banjaran, Kabupaten Bandung, kemarin. Perjalanan 2,5 jam, macet," ujar Agus.

Ada pula umpan balik yang diberikan setiap dewan keluarga masjid atau DKM berupa kuesioner untuk mengukur kinerja sang imam muda. "Variabel yang harus diisi, seperti kesan, performa, kualitas bacaan, langgam atau seni bacaan, sikap dan sifat saat bertugas. Itu untuk perbaikan anak-anak sendiri, Alhamdulillah feedback-nya 90, dari angka maksimal 100," pungkas Agus. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya