Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
DIRJEN Sumber Daya Iptek Dikti (SDID) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ali Ghufron Mukti , Minggu ( 22/4), bertolak ke Amerika Serikat untuk serangkaian tugas kedinasan kementerian dan akan menjadi pembicara mewakili Indonesia di Harvard Medical School pada 30 April mendatang.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ini diundang untuk menjadi pembicara perihal sistem jaminan kesehatan nasional (JKN) yang diterapkan di Indonesia.
Mantan Ketua Tim Pokja Persiapan Implementasi BPJS ini menjelaskan, dia diundang secara khusus ke Harvard guna memberikan pemaparan kepada para ahli kesehatan dunia, dosen dan juga mahasiswa kesehatan di Harvard tentang sistem JKN. Baik itu sejarah, perkembangan dan tantangan yang dihadapi Indonesia tentang jaminan kesehatan nasional dan bagaimana cara mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) pada 2019 nanti.
"Mereka tertarik untuk mengetahui bagaimana implementasi sistem jaminan Indonesia, karena kita memiliki tantangan jumlah penduduk yang banyak dan kondisi geografis yang sulit," kata Mantan Wakil Menteri Kesehatan ini kepada wartawan di Jakarta, Minggu, sebelum bertolak ke Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Peraih gelar Honoris Causa dari Coventry University Inggris ini menjelaskan sebenarnya sudah banyak negara yang ingin mempelajari implementasi jaminan kesehatan nasional yang Indonesia miliki di antaranya Kamboja dan Myanmar. Dikenalnya sistem jaminan kesehatan Indonesia juga meluas karena Ghufron juga pernah memaparkan tentang UHC di forum pertemuan High-Level Segment Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC).
"Kita diminta memaparkan tentang informasi jaminan kesehatan di hadapan Bank Dunia. Dimana dulu Bank Dunia beranggapan bahwa kesehatan itu buang uang. Sementara orang kesehatan berpandangan kesehatan adalah investasi terbaik selain pendidikan," cetusnya..
Ia menambahkan tantangan defisit yang dialami badan penyelenggara juga akan dipaparkan di salah satu kampus tertua dunia itu. Tantangan lain pemerintah Indonesia ialah memastikan orang orang kaya ikut berkontribusi.
Sebab, pada intinya jaminan kesehatan nasional ini harus dilandasi prinsip gotong royong, yang mana si miskin bisa dibantu subdisi silang oleh yang kaya sehingga semua masyarakat bisa terjamin perlindungan kesehatannya.(OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved