Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
INDONESIA memiliki potensi bencana alam tinggi. Karena itu, diperlukan kesiapsiagaan semua unsur masyarakat agar bisa mengurangi dampak bencana dan korban jiwa. Keberadaan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dinilai penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Hal itu dikatakan Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham pada acara puncak perayaan HUT ke-14 Tagana di Kebumen, Jawa Tengah, kemarin. Ia menyatakan, Tagana merupakan 'pasukan garis depan' dalam penanggulangan bencana di Indonesia.
"Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, negara harus memastikan seluruh korban bencana tertangani dengan baik, Tagana Indonesia terus menjaga semangat dan terus berkarya," kata Mensos pada acara yang dihadiri sekitar 2.000 anggota Tagana itu.
Ia menegaskan, Tagana merupakan potensi yang sangat penting dan berharga, terutama dalam menerapkan praktik penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Terlebih, Indonesia memiliki potensi bencana alam yang sangat tinggi.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tahun lalu terdapat 2.175 kejadian bencana di Indonesia dengan jumlah korban meninggal mencapai 335 orang, korban luka-luka 969 orang, dan korban mengungsi serta menderita sebanyak 3,22 juta orang.
Berdasarkan Data Markas Komando Tagana Training Centre Sentul Bogor, Jawa Barat, sepanjang Januari-Februari 2018 telah terjadi 224 bencana alam di Indonesia. Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017, 115 bencana alam.
"Saya bangga berdiri di depan para relawan kemanusiaan yang senantiasa mengabdikan diri untuk membantu orang lain," imbuh Mensos.
Tagana merupakan relawan sosial atau tenaga kesejahteraan sosial yang berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. Tagana pertama kali dikukuhkan pada 24 Maret 2004. Hingga Maret 2018 jumlah personel Tagana ialah 37.817 orang. Mereka tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas, 1 jam setelah bencana, Tagana harus berada di lokasi bencana. Hal itu telah menjadi komitmen seluruh personel Tagana dan telah dibuktikan dengan kiprah mereka dalam penanganan berbagai bencana di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved