Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Imunisasi dan Pap Smear Cegah Kanker Serviks

Puput Mutiara
28/3/2018 09:08
Imunisasi dan Pap Smear Cegah Kanker Serviks
Murid-murid perempuan di sebuah sekolah dasar menjalani imunisasi HPV, beberapa waktu lalu. Imunisasi HPV bermanfaat mencegah kanker serviks.(ANTARA/Rahmad)

SEMUA perempuan dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks (leher rahim). Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia, setiap 1 jam diperkirakan satu perempuan di Indonesia meninggal karena kanker serviks.

Hal itu banyak terjadi karena di tahap awal, kanker serviks umumnya tidak menimbulkan gejala. Gejala baru muncul ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut yang umumnya sulit diobati. Di Indonesia hampir 70% kasus kanker serviks terlambat di diobati.

Padahal, salah satu penyakit mematikan yang disebabkan human papilloma virus (HPV) itu sebenarnya dapat dicegah dan dideteksi dini agar bisa diobati hingga tuntas.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr Herdhana Suwartono SpOG, menjelaskan ada dua tahap pencegahan kanker serviks. Tahap pertama dilakukan dengan imunisasi HPV. Imunisasi dilakukan agar tubuh membentuk antibodi sehingga bisa mencegah infeksi HPV berkembang menjadi kanker serviks.

“Namun, perlu diingat, meski sudah suntik imunisasi, belum tentu 100% tidak kena kanker serviks. Karena itu, harus pap smear,” ujarnya saat seminar dan sosialisasi pengenalan penyakit kanker serviks di RSIA Bunda Aliyah, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu (24/3).

Pap smear
Langkah pencegahan berikutnya ialah melakukan pemeriksaan deteksi dini melalui pap smear atau metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Pemeriksaan ini berfungsi untuk menemukan perubahan pada sel-sel serviks yang mengarah pada kanker (lesi prakanker). Jika sel-sel tersebut ditemukan secara dini dan langsung diobati dengan benar, kanker serviks pun dapat dicegah.

“Perempuan harus me­ngenali risiko diri sendiri dan lakukan deteksi dini, bisa dengan pap smear ataupun IVA. Karena kalau ditunda-tunda akan semakin berisiko,” kata Herdhana mengingatkan.

Ia menambahkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang perempuan lebih berisiko terkena kanker serviks. Antara lain, perempuan yang mempunyai banyak anak, merokok, penggunaan kontrasepsi oral (pil KB) jangka panjang, dan mengabaikan pemeriksaan deteksi dini secara rutin.

Pap smear paling efektif untuk perempuan usia produktif dan sudah pernah berhubungan seksual,” cetusnya. (Mut/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya