Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
MAHASISWA IPB mengharapkan adanya transparansi anggaran baik biaya perkuliahan maupun dana lainnya.
Harapan ini disampaikan dalam dialog dengan Rektor IPB Arif Satria di Kampus Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Minggu (25/3) malam.
"UKT kita kayak mana sih, kita bayar uangnya ke mana saja," kata Ketua BEM Kampus IPB Qudsy Ainul Fawaid.
Qudsy mewakili mahasiswa dari seluruh fakultas, termasuk diploma dan sekolah bisnis IPB untuk membacakan seluruh aspirasi yang telah dirangkum per fakultas.
Dari semua aspirasi yang masuk, persoalan UKT (uang kuliah tunggal) muncul di setiap fakultas. "UKT di Fakultas Kedokteran Hewan cukup tinggi dibebankan kepada mahasiswa," tuturnya.
Fakultas Kehutanan, lanjut Qudsy, menginginkan agar UKT lebih merakyat, serta mempertanyakan pemotongan dana sponsor. Begitu juga dengan mahasiswa diploma menginginkan adanya transparansi dalam SPP.
"Apakah IPB mempertimbangkan beban orangtua dalam menentukan UKT?" tandas Qudsy membacakan aspirasi dari mahasiswa.
Selain transparansi anggaran, mahasiswa juga mengharapkan adanya perbaikan green campus seperti manajemen peminjaman sepeda yang diperbaiki, penyediaan stasiun pengisian air.
"Beli air mineral mahal sekarang, kalau ada stasiun pengisian air, mahasiswa bisa berhemat," ungkap Qudsy.
Dialog dengan Rektor IPB menandai 100 hari kerja rektor setelah dilantik 15 Desember 2017. Mahasiswa menyampaikan aspirasinya sekaligus mendengarkan program dan perkembangan kerja yang telah dan akan dilakukan oleh rektor.
Rektor IPB datang dengan kekuatan lengkap mulai dari wakil rektor, hingga kepala biro dan departemen. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved